REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kejadian dahan pohon tumbang di kawasan kolam renang TeeJay Waterpark, kompleks Plaza Asia, Kota Tasikmalaya, pada Ahad (2/1) kemarin menjadi perhatian di awal 2022. Sedikitnya, lima orang pengunjung yang sedang bermain di kolam ombak di tempat itu mengalami luka-luka dan harus dilarikan ke rumah sakit akibat tertimpa dahan pohon yang tumbang.
Manajer Operasional Plaza Asia, Roni Apriliansyah, mengatakan, tak ada korban jiwa akibat kejadian itu. Seluruh korban luka telah mendapatkan perawatan di rumah sakit. Menurut dia, seluruh biaya pengobatan pengunjung luka akan ditanggung oleh manajemen Plaza Asia.
"Semya dinyatakan clear. Mulai hari ini, kami sudah bisa buka lagi. Kami juga sudah berkoordinasi dengan aparat kepolisian," kata Roni.
Roni menambahkan, pihaknya juga telah melakukan pemangkasan pohon-pohon yang berpotensi tumbang lainnya setelah kejadian itu. Pemangkasan dilakukan langsung oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya.
"Kemarin langsung kami tebang pohon yang rawan, dengan arahan bpbd. Hari ini juga akan ditebang beberapa pohon lagi, termasuk yang kemarin dahannya roboh," kata dia.
Ia menegaskan, manajemen TeeJay Waterpark akan meningkatkan pengawasan dan pemeliharaan pohon-pohon yang ada di sekitar kolam renang. Diharapkan, peristiwa serupa tak lagi terjadi di kemudian hari.
Sebelumnya, dahan pohon sawit yang terletak di pinggir kolam ombak tumbang pada Ahad sekitar pukul 12.30 WIB. Akibat kejadian itu, sejumlah pengunjung yang sedang bermain di kolam itu tertimpa. Sebanyak lima orang di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit.
Menurut Roni, keberadaan pohon-pohon itu di sekitar kolam berfungsi untuk memperindang kawasan itu. Sebab, keberadaan pohon-pohon itu disebut menjadi ciri khas TeeJay Waterpark, yang membedakan kolam renang wisata lainnya.
"Memang usia pohonnya sudah 8-10 tahun," kata dia.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya, Ucu Anwar, mengatakan, peristiwa pohon tumbang di kolam renang TeeJay Waterpark itu bukanlah merupakan kejadian bencana. Peristiwa itu disebut merupakan akibat kesalahan manusia (human error).
"Itu kan akibat pemeliharaan yang tidak dilakukan secara periodik," kata dia.
Ia menjelaskan, peristiwa pohon tumbang memang cukup sering terjadi di Kota Tasikmalaya. Apalagi, saat ini masih masuk dalam musim hujan. Potensi terjadinya pohon tumbang masih cukup mengancam.
Ucu mencontohkan, pada 26 Desember 2021, terdapat kejadian pohon tumbang di 15 titik di Kota Tasikmalaya akibat hujan dengan intensitas tinggi. Rata-rata pohon tumbang terjadi di jalan protokol.
"Ini masih harus diwaspadai. Karena puncak musim hujan itu diperkirakan akan terjadi pada Januari dan Februari. Artinya, semua harus lebih waspada," kata dia.
Berdasarkan pendataan BPBD Kota Tasikmalaya, titik yang rawan terjadi pohon tumbang di Kota Tasikmalaya berada di jalan provinsi, di antaranya Jalan SL Tobing, AH Nasution, RE Martadinata, dan Letjen Mashudi. Selain itu, titik rawan pohon tumbang juga terdapat di area lapangan Dadaha.
"Di sana terdapat beberapa pohon yang sudah lapuk. Seyogyanya dinas teknis dapat melakukan antisipasi," ujar Ucu.
Menurut Ucu, pihaknya sudah sering mengingatkan terkait potensi pohon tumbang ke dinas terkait. Ia berharap, dinas terkait dapat melakukan antisipasi berupa pemangkasan dan peremajaan pohon, sehingga tak terjadi pohon tumbang yang membahayakan keselamatan jiwa.
Selain pohon tumbang, ia meminta masyarakat untuk tetap mewaspadai bencana hidrometeorologi lainnya, seperti banjir dan tanah longsor. "Kewaspadaan mesti ditingkatkan karena musim hujan baru akan memasuki puncaknya," kata dia.