Rabu 05 Jan 2022 00:01 WIB

10 Persen Sekolah Pelaksana PTM di DKI Jakarta Wajib Adakan Tes Usap Setiap Pekan

Di tiap sekolah akan ditugaskan Satgas Covid-19 yang memantau prokes guru dan murid.

Pelajar mengikuti kegiatan Pembelajaran Tatap Muka di SDN 01 Pondok Labu, Jakarta Selatan, Senin (3/1/2022). Tes usap (swab) dilakukan setiap pekan terhadap siswa dan guru di 10 persen sekolah di DKI Jakarta yang melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk mencegah meningkatnya kasus Covid-19 varian Omicron.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pelajar mengikuti kegiatan Pembelajaran Tatap Muka di SDN 01 Pondok Labu, Jakarta Selatan, Senin (3/1/2022). Tes usap (swab) dilakukan setiap pekan terhadap siswa dan guru di 10 persen sekolah di DKI Jakarta yang melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk mencegah meningkatnya kasus Covid-19 varian Omicron.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tes usap (swab) dilakukan setiap pekan terhadap siswa dan guru di 10 persen sekolah di DKI Jakarta yang melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk mencegah meningkatnya kasus Covid-19 varian Omicron. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan hal itu merupakan bagian dari active case finding (ACF) atau test and tracing untuk mendeteksi kasus Covid-19.

"Pada saat PTM kita melakukan active case finding dengan tiap minggu, 10 persen sekolah akan ada ACF berupa usapmurid dan guru supaya bisa mempunyai gambaran potensi peningkatan kasus, itu yang kita intens," kata Dwi saat dihubungi di Jakarta, Selasa (4/1/2022).

Baca Juga

Dwi menyebutkan di tiap sekolah juga akan ditugaskan Satgas Covid-19 yang memantau protokol kesehatan murid dan guru sehingga mereka bisa saling mengingatkan untuk berdisiplin dalam menjalankan protokol kesehatan (prokes). Untuk jam belajar, kata dia, juga ada aturan untuk dikurangi di tahap awalsehingga jam belajar lebih singkat.

Pihak sekolah juga diawasi dan didorong untuk melakukan evaluasi serta perbaikan harian dengan tujuan agar bisa menyempurnakan hal yang secara teknis belum sesuai prokes."Kami bersama Dinas Pendidikan memantau ketat untuk perkembangan kasus, kemudian setiap kasus juga, kalau ada anak yang kena, maka pasti kita akan gali lebih lanjut sekolahnya dan sebagainya untuk dilakukan penelusuran kontak juga," tutur Dwi.

Dwi meyakinkan bahwa pemerintah tidak akan stagnan dalam memantau pelaksanaan PTM dan langkah yang diambil kemudian akan bergantung pada kondisi yang terjadi di lapangan."Pada saat situasi yang mengharuskan kita membatasi aktivitas, pasti akan dilakukan. karena jangan sampai kemudian rantai penularannya berkelanjutan," katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement