Selasa 04 Jan 2022 20:18 WIB

Doa Bebas Utang yang Diwasiatkan Rasulullah SAW ke Ali bin Abi Thalib

Rasulullah SAW mengajarkan doa terbebas dari utang

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Rasulullah SAW mengajarkan doa terbebas dari utang. Ilustrasi membayar utang
Foto: Republika/Musiron
Rasulullah SAW mengajarkan doa terbebas dari utang. Ilustrasi membayar utang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Persoalan utang yang melilit seseorang, juga konon pernah terjadi pada masa generasi salaf.

Ajaran Islam memperbolehkan seorang Muslim berutang kepada orang lain. Akan tetapi proses utang harus sesuai syariat Islam dan tidak boleh ada riba di dalamnya. Orang yang berutang pun harus bertanggungjawab dan menepati janji yang disepakati untuk mengembalikan utangnya.  

Baca Juga

Kisah tentang bagaimana keluar dari lilitan utang salah satunya pernah terjadi ketika Ali bin Abi Thalib menjabat sebagai khalifah. 

Ada sebuah kisah seseorang yang memiliki banyak utang, yang kemudian mengadu kepada Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah saat itu. Dari kisah ini, kita sebagai umat Muslim juga dapat melakukannya sebagaimana jawaban yang disampaikan Ali kepada orang tersebut. 

Kisah tersebut tentang permohonan doa kepada Allah ﷻ agar segala urusan dunia dimudahkan. Kisah ini terjadi saat Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah.

Dalam riwayat yang diriwayatkan dari Abu Wa'il, seorang pria mendatangi Ali bin Abi Thalib dan berkata, "Wahai Amirul Mukminin, aku tidak bisa membayar utangku. Tolong bantu aku." 

Kemudian Ali bin Thalib berkata, "Apakah kamu mau aku ajarkan tentang sesuatu yang pernah diajarkan oleh Rasulullah ﷺ, yang jika kamu membacanya maka Allah ﷻ akan membuat utangmu lunas meski sebesar gunung?"

Si pria mengiyakannya. Lalu Ali bin Abi Thalib menyampaikan sebuah doa, sebagaimana berikut ini:

اَللّهُمَّ اكْفِنِىْ بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَاَغْنِنِيْ بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

'Allahummakfinii bihalaalika 'an haroomika wa aghninii bi fadhlika 'amman siwaaka' 

Artinya, "Ya Allah, cukupkanlah aku dengan apa yang Engkau halalkan dari apa yang Engkau karuniakan. Dan dengan karunia-Mu, jadikanlah aku tidak membutuhkan kecuali kepada Engkau." (HR Tirmidzi dan terdapat dalam Musnad Ahmad bin Hanbal) 

Nabi Muhammad ﷺ melarang umatnya berputus-asa dari rahmat Allah ﷻ dan tidak boleh menyerah serta harus meyakini bahwa semua yang terjadi itu baik. Selain itu, seorang Muslim juga harus yakin bahwa qadha dan qadar itu ada di tangan Allah ﷻ.

 

Sumber: elbalad  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement