Rabu 05 Jan 2022 04:43 WIB

Volume Sampah di Kabupaten Tangerang Capai 2.500 Ton per Hari

Sepanjang 2021, produksi sampah di Kabupaten Tangerang mencapai 820 ribu ton.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Warga berjalan di samping sampah yang menumpuk di Kali Dadap yang dipenuhi sampah di kawasan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Jumat (12/11/2021).
Foto: ANTARA/FAUZAN
Warga berjalan di samping sampah yang menumpuk di Kali Dadap yang dipenuhi sampah di kawasan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Jumat (12/11/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang mencatat volume sampah mencapai 2.250 ton per hari. Sehingga total selama satu tahun pada 2021 produksi sampah mencapai sekitar 820 ribu ton.

"Volume sampah di Kabupaten Tangerang selama 2021 mencapai sekitar 820.000 ton dengan rata-rata per hari 2.250 ton sampai 2.500 ton," kata Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLHK Kabupaten Tangerang, Samsul Romli di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Selasa (4/1).

Baca Juga

Dia mengatakan, dengan volume sampah harian yang mencapai 2.500 ton tersebut membuat pihaknya  memaksimalkan peran serta masyarakat untuk mengurangi volume sampah pada 2022. Menurut Samsul, volume sampah itu terus meningkat setiap tahunnya jika tidak segera ditangani oleh semua pihak.

"Peran masyarakat sangat penting dalam menekan jumlah sampah. Kita fokus mendorong kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan," ujar Samsul.

Dia menyampaikan, saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang sudah melakukan berbagai upaya dalam mengurangi volume sampah. Di antaranya, dengan membangun Tempat Pengelolaan Sampah Reduse Reuse Recycle (TPS3R) di 28 titik yang tersebar di masing-masing kecamatan. Dia berharap setiap rumah tangga dapat memilah sampahnya sendiri melalui program sedekah sampah yang diwujudkan dengan mini collection point.

"Sementara peran masyarakat saat ini didorong dengan memaksimalkan pemanfaatan maggot dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) demi mengurangi volume sampah," kata Samsul.

Menurut Samsul, selain di rumah, kotak pengumpulan sampah botol plastik bisa diletakkan di beberapa pesantren, masjid atau mushala untuk mendukung peran masyarakat. "Kami juga harus mendorong bahwa sampah itu harus dipilah dimulai dari sampah rumah tangga. Ini selalu kita sosialisasikan ke masyarakat," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement