Selasa 04 Jan 2022 22:32 WIB

Alasan Mengapa Adab Berdzikir Diabadikan dalam Alquran  

Alquran menyebutkan adab berdzikir kepada Allah SWT

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Alquran menyebutkan adab berdzikir kepada Allah SWT. Ilustrasi dzikir
Alquran menyebutkan adab berdzikir kepada Allah SWT. Ilustrasi dzikir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dzikir merupakan salah satu akvititas mulia yang disebutkan dalam Alquran. 

Bahkan Allah ﷻ menggariskan bagi kita adab dan cara berdzikir  atau mengingat-Nya dalam Alquran. Surat Al Araf ayat 205 dan tafsirnya menerangkan adab berdzikir.

Baca Juga

وَاذْكُرْ رَّبَّكَ فِيْ نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَّخِيْفَةً وَّدُوْنَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْاٰصَالِ وَلَا تَكُنْ مِّنَ الْغٰفِلِيْنَ

“Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah.” (QS Al Araf ayat 205). 

Tafsir Kementerian Agama menerangkan, dalam ayat ini Allah ﷻ memerintahkan Rasul beserta umatnya untuk menyebut nama Allah ﷻ atau berdzikir  kepada-Nya. 

Baik dzikir itu dengan membaca Alquran, tasbih, tahlil, doa, ataupun pujian lain-lainnya menurut tuntunan agama, dengan tadharru dan suara lembut pada setiap waktu terutama pagi dan sore, agar kita tidak tergolong orang yang lalai.

Di antara adab berdzikir adalah sebagai berikut. Pertama, dzikir  itu yang paling baik dilakukan dengan suara lembut, karena hal ini lebih mudah mengantar untuk tafakur yang baik. 

Diriwayatkan bahwa dalam suatu perjalanan. Nabi Muhammad ﷺ mendengar orang berdoa dengan suara yang keras, berkatalah beliau kepada mereka itu: 

أَربِعوا على أنفسِكم فإنَّكم لا تَدعونَ أصمَّ ولا غائبًا، إنما تَدعونَ سميعًا بصيرًا، إنَّ الذي تَدعونَ أقرَبُ إلى أحدِكم مِن عُنُقِ راحلتِه

“Hai manusia kasihanilah dirimu, sesungguhnya kamu tidak menyeru kepada yang tuli atau yang jauh dari padamu. Sesungguhnya yang kamu seru itu adalah Allah Mahamendengar dan Mahadekat. Dia lebih dekat kepadamu dari leher (unta) kendaraanmu." (Riwayat Ibnu Majah)

Kedua, dzikir  itu dapat dilakukan dalam hati atau dengan lisan, karena dzikir  dalam hati menunjukkan keikhlasan, jauh dari riya.

Dzikir dapat dilakukan dengan lisan, lisan mengucapkan dan hati mengikutinya. Ketiga, dzikir dapat pula dilakukan secara berjamaah, dengan tujuan untuk mendidik umat agar terbiasa melakukan dzikir. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement