Selasa 04 Jan 2022 22:50 WIB

Resahkan Warga, BPBD Lebak Turunkan Personel Tangani Ular Sanca

Ular sanca berukuran besar mulai meresahkan warga Lebak, Banten.

Ular sanca berukuran besar mulai meresahkan warga Lebak, Banten.
Foto: Antara/Weli Ayu Rejeki
Ular sanca berukuran besar mulai meresahkan warga Lebak, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten, siap menerjunkan personel untuk mengatasi ular sanca berukuran besar yang meresahkan pedagang di Jalan Lingkar Selatan Rangkasbitung. "Kami besok menerjunkan tim bersama petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) untuk mencari ular sanca itu," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama saat dihubungi di Rangkasbitung, Banten, Selasa (4/1/2022).

Peningkatan populasi ular sanca yang meresahkan pedagang di Jalan Lingkar Selatan Rangkasbitung itu diduga karena di belakang kawasan itu terdapat pepohonan dan rumput ilalang yang tumbuh di kawasan tanah bekas pabrik minyak peninggalan zaman kolonial Belanda. Saat ini, tanah bekas pabrik minyak tersebut telantar sehingga diduga menjadi sarang ular sanca dan kobra.

Baca Juga

Warga setempat juga tidak berani memasuki kawasan pabrik minyak peninggalan zaman kolonial Belanda tersebut karena banyak ular. "Kami minta pedagang maupun warga setempat agar waspada serangan ular sanca maupun ular itu, terlebih memasuki musim hujan," kata Febby.

Soleh (55) seorang pedagang di Jalan Lingkar Selatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, mengaku ketakutan ketika melihat ular sanca berukuran besar atau sebesar tiang listrik memakan seekor kucing di sekitar tempat pembuangan sampah. Ular sanca itu diperkirakan panjangnya belasan meter. Saat ini, kata dia, setiap hari ditemukan anakan ular sanca dan kobra di belasan kios sepanjang Jalan Lingkar Selatan Rangkasbitung. 

"Kami sendiri sejak sepekan terakhir ini menemukan sebanyak 13 ekor sanca anakan," katanya menjelaskan.

Menurut dia, selama ini, ular sanca dan ular kobra banyak ditemukan berkeliaran masuk ke kios, selokan atau drainase dan ke jalan raya. Peningkatan populasi ular sanca dan ular kobra itu meresahkan dan menimbulkan ketakutan warga.

"Kami meyakini akhir- akhir ini ular berkeliaran masuk ke kios, tempat pembuangan sampah dan drainase akibat musim hujan," kata Soleh.

Begitu juga Agus (55), seorang pedagang burung di Jalan Lingkar Selatan Rangkasbitung, mengatakan, dirinya setiap buka kerapkali menemukan ular sanca dan ular kobra masuk ke kiosnya. Ular itu diduga mencari tikus dan kucing di sekitar tong sampah yang lokasinya berada di Jalan Lingkar Selatan Rangkasbitung. 

Bahkan, kata dia, dirinya hampir dipatok ular saat membersihkan kandang burung. Kehadiran ular tersebut menimbulkan keresahan dan ketakutan bagi pedagang, sebab ular-ular itu membahayakan keselamatan jiwa.

"Kami ketakutan jika pagi hari untuk membuka kios selalu waspada dan hati hati guna menghindari ular sanca dan ular kobra," katanya.

Sementara itu, Yunus (50) seorang pemulung mengaku bahwa dirinya sudah dua kali hampir terkena serangan ular kobra yang berkeliaran di sekitar tong sampah Jalan Lingkar Selatan Rangkasbitung. Namun, beruntung cepat bergerak untuk menyelamatkan diri.

"Kami melihat ular kobra cukup besar dengan panjang sekitar lima meter menyerang dan akhirnya berlari untuk menghindari serangan ular itu," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement