Selasa 04 Jan 2022 23:26 WIB

Bencana Alam, Musibah, dan Perilaku Dosa Kita yang Terus Menerus

Bencana alam yang terjadi juga bisa diakibatkan dosa manusia

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Bencana alam yang terjadi juga bisa diakibatkan dosa manusia. Lokasi bencana gempa (ilustrasi).
Foto: Anadolu Agency
Bencana alam yang terjadi juga bisa diakibatkan dosa manusia. Lokasi bencana gempa (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, —  Pertanyaan tentang apakah bencana alam yang menimpa umat Islam saat ini, adalah juga bentuk dari siksaan, terus saja bergulir. Benarkah demikian?

Melansir laman aboutislam.net, jika sebuah bencana terjadi merupakan sebuah ujian yang menimpa,  bagi kita yang tidak terdampak pun tetap sebagai  ujian untuk melihat apakah kita akan mengulurkan tangan membantu saudara kita yang membutuhkan. 

Baca Juga

Akankah kita yang mampu memberi, memberi  atau akankah kita hanya berdoa dan mengucapkan kata-kata manis semata. Terkait bencana menjadi hukuman sebagian ulama telah sering membahasnya.  

Mereka sering mengutip kisah Nabi Luth dari yang menggambarkan bagaimana kota Sodom dan Gomora dihancurkan karena kejahatan penduduknya dalam kitab agama lain. Kisah ini juga terkait dalam Alquran, dengan perbedaan penting bahwa semua penduduk kota yang saleh diselamatkan dari hukuman Allah ﷻ. 

Perbedaan ini penting, karena merupakan contoh konsep penting dalam Islam. Tidak ada yang bertanggung jawab atas dosa apa pun kecuali dosanya sendiri. Dalam surat Al Anam ayat 164, Allah ﷻ berfirman: 

قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَبْغِي رَبًّا وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ ۚ وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلَّا عَلَيْهَا ۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۚ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

“Katakanlah (Muhammad), Apakah (patut) aku mencari tuhan selain Allah, padahal Dialah Tuhan bagi segala sesuatu. Setiap perbuatan dosa seseorang, dirinya sendiri yang bertanggung jawab. Dan seseorang tidak akan memikul beban dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitahukan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan.” 

Badai dan bencana alam lainnya tidak mungkin menjadi hukuman atas dosa. Jika pun benar maka bencana ini hanya akan berdampak kepada mereka yang pantas dihukum. 

Semua manusia berdosa, tetapi dalam Islam, dosa adalah tindakan bukan keadaan. Ada bukti dalam Alquran dan hadits bahwa hukum sains dan alam adalah ciptaan Allah ﷻ. 

Ini mungkin tampak jelas dengan sendirinya, tetapi penting untuk diperhatikan Muslim harus ingat bahwa sains dan Islam tidaklah terpisahkan. 

Allah ﷻmenciptakan kita dengan kapasitas untuk berpikir ilmiah. Hal ini penting untuk dikaji dalam konteks bencana alam karena, menurut para ilmuwan, aktivitas manusia telah dikaitkan dengan sejumlah besar bencana alam. 

Kita sedang mengalami bencana dengan skala dan frekuensi yang lebih besar daripada dalam sejarah manusia baru-baru ini. Oleh karena itu kita harus memeriksa apa yang dilakukan karena menyebabkan ini.  

Bukti telah disajikan kepada kita oleh para ilmuwan dan hanya ada sedikit perbedaan pendapat dalam komunitas ilmiah mengenai perubahan iklim.Tentu, sebagai muslim mungkin bertanya, jika Allah Mahakuasa, tidak bisakah Dia menghentikan bencana ini? 

Jawabannya adalah, tentu saja Dia bisa. Dan Dia mungkin melakukannya setiap saat setiap hari.

Sumber: aboutislam  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement