REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sebanyak 217 kejadian bencana menerjang Kota Sukabumi dalam kurun waktu 1 Januari hingga 31 Desember 2021. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dibanding periode yang sama pada 2020 yang hanya sebanyak 199 kejadian bencana.
Data tersebut didasarkan pada Sistem informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan) yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi.
"Pada 2021 tercatat sebanyak 217 kejadian yang tersebar di tujuh kecamatan dan angka ini naik dibandingkan dengan 2020 sebanyak 199 kejadian," ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami, Selasa (4/1).
Akibat kejadian tersebut ditaksir nilai kerugian mencapai sebesar Rp 9.205.135.350. Sementara luas area terdampak 54,70 hektare dan 194 kepala keluarga (KK) terdampak dan 5 KK di antaranya mengungsi.
Pada 2021, juga kata Zulkarnain, ada korban jiwa yang meninggal dunia sebanyak dua orang. Sementara kerugian materill yakni 452 unit bangunan rusak yang terdiri atas 21 unit rusak berat, 66 unit rusak sedang, dan 365 unit rusak ringan.
"Bulan November merupakan frekuensi tertinggi yang dilaporkan masyarakat karena tercatat 58 kasus dan terendah bulan Agustus 6 kasus," imbuh Zulkarnain.
Jenis bencana yang paling banyak yaknk cuaca ekstrem sebanyak 74 kejadian dan 70 kali kejadian dan terendah gempa bumi dua kali. Zulkarnain menerangkan, nilai kerugian yang terbesar berasal dari jenis kebakaran Rp 3.747.500.000 dengan prakiraan luas area terdampak 0,26 hektare.
Berikutnya disusul dengan taksiran kerugian banjir mencapai Rp 2.113.550.000 dan prakiraan luas area terdampak 52,89 hektare. Sementara wilayah tertinggi kasus bencana berada di Kecamatan Gunung Puyuh sebanyak 47 kali kejadian dan yang tertinggi berasal dari Kelurahan Karang Tengah. Sedangkan daerah terendah kasus bencana di Kecamatan Baros.
Berbagai kasus bencana ini kata Zulkarnain telah ditangani BPBD Kota Sukabumi. Di antaranya melakukan penanggulangan bencana mulai dari prabencana, saat dan pasca bencana.
Misalnya menetapkan Keadaan Status Siaga Banjir dan Longsor dari 15 November 2021 dan berakhir pada 30 April 2022. Selanjutnya melakukan Komunikasi, informasi dan edukasi bencana kepada masyarakat dari elemen aparat, petugas, mahasiswa, Sibat, siswa, pengelola wisata, serta partai politik dalam bentuk sosialisasi dan penyuluhan, pelatihan dengan tercapai sasaran sebanyak 1.939 orang.
Upaya lainnya ungkap Zulkarnain, menggelar Hari Kesiapsiagaan Bencana pada 26 April. Pada momen ini dimeriahkan Lomba Video Pendek Simulasi Mandiri Bencana yang diikuti oleh SKPD dan Kecamatan di lingkungan Pemkot Sukabumi.