REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Komisi II DPRD Kota Bogor meminta agar Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor dan Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) memperhatian sosialisasi terkait dengan pemberhentian operasional Biskita Transpakuan. Ketua Komisi II DPRD Kota Bogor, M. Rusli Prihatevy mengatakan, sebab masih ada masyarakat yang menanti kehadiran Bus Rapid Transit (BRT) ini di beberapa halte.
Dia juga menilai pemberhentian Biskita Transpakuan dilakukan secara mendadak pada Sabtu (1/1), tepatnya pada awal 2022. Informasi dihimpun, dihentikannya sementara operasional Biskita Transpakuan diputuskan oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kepada operator Biskita Transpakuan, yakni PDJT. Dimana Direktur PDJT, Lies Permana Lestari, baru menerima surat dari BPTJ pada Jumat (31/12) malam.
Rusli mengatakan, berdasarkan hasil pantauannya, beberapa hari setelah pemberhentian operasional Biskita Transpakuan, masih banyak masyarakat yang menanti kehadiran Biskita di beberapa halte.
“Masalah sosialisasi dan informasi juga harus diperhatikan. Jangan sampai ini malah menjadi masalah dikemudian hari yang membuat masyarakat enggan menggunakan Biskita saat sudah beroperasi lagi,” ujar Rusli, Selasa (4/1).
Salah seorang pengguna Biskita Transpakuan, Rani (24 tahun), hampir setiap hari memanfaatkan Biskita Transpakuan di Koridor 5 (Ciparigi-Stasiun Bogor). Seorang karyawan di Jakarta ini pun menyayangkan pemberhentian bus ini dilakukan secara mendadak.
“Kalau buat aku pribadi, pemberhentian bis yang secara mendadak ini emang bikin kaget dan sangat disayangkan. Karena sebelumnya dilakukan tanpa informasi yang menyebar,” kata Rani kepada Republika belum lama ini.
Pemberhentian sementara Biskita Transpakuan pun membuatnya bingung untuk pergi ke Stasiun Bogor, lantaran lokais rumahnya cukup jauh dari Stasiun Bogor. Sehingga dia pun mencari alternatif dengan memilih stasiun yang lebih dekat dengan rumahnya dan menggunakan kendaraan pribadi.
Bahkan, menurutnya waktu pemberhentian selama maksimal sebulan cukup lama dan mengganggu. “Harapannya pemberhentian ini nggak lama seperti yang diinfokan Pak Bima Arya, agar saya dan pengguna jasa Biskita bisa kembali menggunakannya,” ucapnya.
Terpisah, pengguna Biskita Transpakuan di Koridor 6 (Parung Banteng-Air Mancur), Wahyu (41 tahun) mengaku kecewa ketika mengetahui transportasi massal favoritnya ini harus berhenti sementara. Sebab sejak Koridor 6 hadir pada akhir November 2021, dia sangat terbantu ketika hendak berangkat bekerja.
Wahyu menjelaskan, pada Sabtu (1/1) dia sempat mendatangi Shelter Biskita Kol. Ahmad Syam. Setelah menunggu cukup lama, dia tidak melihat ada bus Biskita Transpakuan yang melintas.
“Pas saya cek aplikasinya,ternyata bus tidak beroperasi. Semoga saja nggak lama diberhentikannya,” kata Wahyu.
Selama ini, kata Wahyu, saat menggunakan Biskita Transpakuan waktu tempuh perjalanan jadi lebih cepat. Baik saat berangkat maupun pulang. Saat ini, Wahyu terpaksa kembali beralih ke angkutan kota (angkot) dengan waktu tempuh yang lebih lama.