Rabu 05 Jan 2022 11:45 WIB

Hamas Tolak Rekonsiliasi, Israel Terus Dekati Abbas

Menteri Pertahanan Israel bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas

Rep: Lintar Satria / Red: Nur Aini
Pemimpin baru gerakan Hamas di Jalur Gaza Yahya Sinwar (kiri) dan pemimpin senior Hamas Sheikh Ismail Haniyah (kanan).
Foto: EPA/MOHAMMED SABER
Pemimpin baru gerakan Hamas di Jalur Gaza Yahya Sinwar (kiri) dan pemimpin senior Hamas Sheikh Ismail Haniyah (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Anggota biro politik Hamas yang berkuasa di Gaza mengatakan kelompoknya tidak akan melakukan rekonsiliasi dengan siapa pun yang bekerja sama dengan Israel. Otoritas Palestina memperbaharui kerja sama keamanan dan sipil dengan Israel pada November 2020 lalu.

"Pesan Hamas sangat jelas; perlawanan menang bahkan bila Hamas musnah, kemerdekaan Palestina merupakan fakta yang akan segera terwujud," kata Mahmoud Al-Zahar pada Al Watan Voice seperti dikutip Middle East Monitor, Selasa (5/1/2022).

Baca Juga

"Kami melawan pendudukan Israel atas Palestina dan kami melawan agresi Israel pada tahanan Palestina, Yerusalem dan jamaah," ujarnya menambahkan.

Baca: Masyarakat Palestina Tuntut Pembebasan Tahanan yang Mogok Makan

Ia menekankan perlawanan Palestina memiliki hak untuk menggunakan "semua bentuk perlawanan yang dimandatkan hukum dan konvensi internasional, termasuk perlawanan bersenjata".

Mengenai tahanan ia mengatakan pembebasan tahanan Palestina merupakan hal yang sakral bagi Hamas. "Dan kami akan menggunakan segala cara untuk membebaskan mereka," katanya.

Baca: Akhir dari 141 Hari Mogok Makan Tahanan Palestina di Israel

Israel Perangi Hamas

Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz menegaskan kembali pertemuannya dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas untuk masalah keamanan. Middle East Monitor melaporkan media lokal menulis salah satu alasan pertemuan itu adalah memerangi Hamas.

"Keperluan untuk menjaga keamanan Israel," kata Gantz seperti dilaporkan Times of Israel, Selasa (4/1).

Ia menambahkan pertemuannya dengan pemimpin Palestina juga bagian dari upaya "memerangi kelompok teroris Hamas".

"Dan itu alasan saya akan terus bertemu dengannya (Abbas) dan elemen-elemen lain di kawasan yang wacananya membantu stabilitas, keamanan dan kepentingan kami," kata Gantz.

Baca: Prancis Selidiki Dugaan Terorisme dalam Ledakan Reli Dakar di Arab Saudi

Gantz menambahkan ia yakin ketegangan akan menciptakan perekonomian Palestina sehat untuk masa depan. Sementara Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan ia "sepenuhnya menyetujui" pertemuan antara Gantz dan Abbas di bekas rumahnya di Rosh Ha'ayin.

"Sebelumnya menteri pertahanan sudah berbicara dengan saya dan saya tidak melihat alasan untuk melarang (pertemuan itu) termasuk lokasinya," kata Bennett dalam konferensi pers.

Bennett menegaskan kembali Gantz dan Abbas membahas isu ekonomi dan keamanan bukan politik. Perdana Menteri Israel itu mengatakan ia tetap menolak bertemu langsung dengan presiden Otoritas Palestina untuk alasan apa pun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement