Rabu 05 Jan 2022 11:54 WIB

Seniman Australia Boikot Festival Sydney karena Didanai Israel

Israel mengalokasikan anggaran sebesar 20 ribu dolar AS untuk Festival Sydney

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Bendera Israel (ilustrasi)
Foto: Antara
Bendera Israel (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY --  Hampir 30 seniman dan organisasi Australia memboikot Festival Sydney 2022, karena Israel ikut ambil bagian dalam pendanaan festival tersebut. Kedutaan Besar Israel mengalokasikan anggaran 20 ribu dolar AS untuk menampilkan pertunjukan tarian karya koreografer Israel, Ohad Naharin.

Grup band asal Melbourne, Karate Boogaloo mengundurkan diri dari Festival Sydney, sebagai bagian dari aksi boikot budaya. Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Instagram, band itu mengatakan, boikot dan divestasi memiliki rekam jejak yang kuat dalam meminta pertanggungjawaban pemerintah dan perusahaan atas tindakan Israel. Grup band tersebut secara tegas mendukung solidaritas untuk rakyat Palestina.

Baca Juga

"Karate Boogaloo berdiri dalam solidaritas dengan rakyat Palestina dan memboikot Festival Sydney karena menerima uang dari rezim yang melanggar hak asasi manusia yaitu Pemerintah Israel," ujar pernyataan grup band Karate Boogaloo, dilansir Middle East Monitor, Rabu (5/1).

Baca: Akhir dari 141 Hari Mogok Makan Tahanan Palestina di Israel

Seniman lain yang mengundurkan diri antara lain, peraih Nobel, Blake Khaled Sabsabi, musisi Malyangapa dan Barkaa, Bindi Bosses, Studio Teater Arab, dan komedian Nazeem Hussain. Rencananya Festival Sydney akan digelar pada 6-30 Januari.

Pekan lalu, Gerakan Keadilan Palestina Sydney mengatakan, kesepakatan pendanaan Israel dalam Festival Sydney ditandatangani pada Mei tahun lalu. Kesepakatan itu ditandatangani bertepatan ketika Israel melancarkan serangan 11 hari di Gaza, yang menewaskan 256 warga Palestina.

“Pemerintah Israel menggunakan budaya untuk menyembunyikan praktik apartheidnya dan menampilkan dirinya sebagai demokrasi yang bebas, adil, dan tercerahkan. Dengan bermitra dengan Israel, maka Festival Sydney akan terlibat dalam strategi Israel yang menggunakan festival seni untuk membersihkan kejahatannya, dan berkontribusi pada normalisasi sebuah  negara apartheid," kata pernyataan Gerakan Keadilan Palestina Sydney.

Baca: Taliban: Rusia Rencanakan Investasi Minyak dan Gas di Afghanistan

Ketua Dewan Festival Sydney, David Kirk, mengatakan, uang dari Israel tidak akan dikembalikan dan pertunjukan tidak mungkin dihentikan. Namun ke depan, pihak panitia akan lebih berhati-hati dan tidak menerima sumbangan serupa.

"Semua perjanjian pendanaan untuk festival saat ini, termasuk untuk Decadance (pertunjukan yang disponsori Israel) akan dihormati, dan pertunjukan akan dilanjutkan. Pada saat yang sama, Dewan juga telah memutuskan akan meninjau mekanisme pendanaan dari luar negeri, pemerintah atau pihak terkait," ujar Kirk. 

Baca: Presiden Kazakhstan Umumkan Keadaan Darurat Seusai Protes Membesar

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement