REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerima laporan banjir pada beberapa kecamatan di Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, pada Selasa (4/1/2022) lalu, pukul 08.00 waktu setempat. Banjir diduga terjadi karena limpahan air dari kawasan hulu.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan menyebutkan 6 kecamatan terdampak di wilayahnya, yaitu Kecamatan Lumbis Hulu, Lumbis Pensiangan, Lumbis Ogong, Lumbis, Sembakung Atulai dan Sembakung.
"Sebanyak 114 KK (Kepala Keluarga) atau 342 jiwa terdampak pada sejumlah kecamatan tersebut. Hingga hari ini, Rabu (5/1), tidak ada laporan warga yang mengungsi," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan resmi, Rabu (5/1).
Menyikapi kondisi tersebut, BPBD telah berkoordinasi dengan pihak TNI, Polri serta kecamatan terdampak untuk pemenuhan kebutuhan logistik. "Dari Informasi yang diterima Pusdalops BNPB, pengiriman bantuan logistik dilakukan pada hari ini, mengingat lokasi yang sangat jauh dari ibukota kabupaten," ujar Abdul.
Berdasarkan analisis inaRISK, Abdul menjelaskan Kabupaten Nunukan memiliki 15 kecamatan yang berpotensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. "Beberapa kecamatan tersebut merupakan wilayah yang saat ini terdampak banjir, seperti Lumbis, Sembakung Atulai dan Sembakung," ucap Abdul.
Selain itu, banjir melanda wilayah lain di Pulau Kalimantan. Laporan Pusdalops BNPB menyebutkan banjir terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, pada Selasa, pukul 02.00 waktu setempat. Peristiwa ini berlangsung setelah hujan lebat yang disertai kilat dan angin kencang mengguyur Kecamatan Muara Badak.
Sebanyak tiga desa terdampak banjir di kecamatan ini antara lain Desa Muara Badak, Muara Badak Ulu dan Muara Badak Ilir. BPBD setempat mengidentifikasi sebanyak 70 KK terdampak dan warga mengungsi masih dalam pendataan. Perkembangan pada Selasa, pukul 18.52 WIB, genangan di wilayah Desa Badak Ulu mengalami penurunan. Pantauan BPBD setempat tinggi muka air berkisar 30 hingga 100 sentimeter.
"Selain populasi terdampak, sejumlah rumah warga dan fasilitas terdampak, yaitu rumah 70 unit, fasilitas pendidikan 1 unit, kantor 2 unit dan pasar 1 unit," ucap Abdul.
Menangani bencana ini, BPBD Kabupaten Kutai Kartanegara bersama unsur terkait lain, TNI, Polri, Tagana, warga dan pihak kecamatan menurunkan 1 unit perahu karet dan personel untuk melakukan kaji cepat dan koordinasi. Sedangkan antisipasi banjir susulan, BPBD setempat telah mengimbau masyarakat yang bermukim di bantaran Sungai Badak untuk waspada.
Prakiraan cuaca di Kecamatan Muara Badak pada hari ini dan esok, Kamis (6/1/2022), masih berpeluang hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
"Pemerintah daerah dan masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga terhadap banjir susulan mengingat bulan ini hingga satu bulan ke depan merupakan puncak musim hujan," imbau Abdul.