REPUBLIKA.CO.ID, SOUTHAMPTON -- China merupakan negara dengan kemampuan finansial yang sangat diperhitungkan dalam beberapa dekade terakhir. Negeri Tirai Bambu kini menjadi kekuatan ekonomi terbesar bersaing dengan berbagai negara adidaya seperti Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Timur Tengah.
Dalam 10 tahun terakhir, investor China mengembangkan sayap bisnis mereka ke ranah sepak bola Eropa. Itu terlihat dari beberapa manuver yang mereka lakukan kepada klub-klub Eropa.
Sebelumnya Badan Sepak Bola Eropa (UEFA) melaporkan, geliat investor China menguasai akuisisi klub Benua Biru terlihat sejak 2015. Namun baru pada 2016 lebih dari 70 persen pengambilalihan saham klub-klub Eropa melibatkan investor China.
Pada 2015, investor China baru memiliki 1 klub yaitu RCD Espanyol (Spanyol). Rastar Group membeli 56 persen saham klub tetangga Barcelona tersebut senilai 60 juta euro atau setara Rp 990 miliar. Espanyol tak kuasa untuk tidak menerima suntikan dana seiring tumpukan utang yang mencapai 190 juta euro.
Selepas Espanyol, investor China terus merangsek masuk ke Eropa. Tercatat dua klub Italia Inter Milan dan AC Milan masuk dalam jangkauan investor China. Sementara di iklim sepak bola Inggris klub-klub seperti Aston Villa (Inggris), Wolverhampton Wanderers (Inggris), West Bromwich Albion (Inggris), Birmingham City (Inggris), dan Southampton jatuh ke tangan pengusaha China pada 2017.
Pemilik Southampton asal, Katharina Liebherr, mengumumkan kemitraan dengan pebisnis asal negeri Tirai Bambu, Jisheng Gao beserta keluarga. Keluarga Gao sudah memegang 80 persen saham Southampton setelah mengucurkan dana sebesar 210 juta pounds sekitar Rp 3,62 triliun.
Namun hegemoni China di belantara sepak bola Eropa tak bertahan lama. Itu terlihat dari mundurnya beberapa pemegang saham dari klub-klub top seperti Yonghong-Li dari tampuk kekuasaan Milan dan teranyar Gao bersama Southampton.
Pengusaha Serbia Dragan Solak yang memiliki perusahaan telekomunikasi United Group, mengakuisisi Southampton dalam kesepakatan senilai 100 juta pound dari pengusaha China Gao Jisheng, yang membeli 80 persen saham klub ini pada Agustus 2017. Kepala eksekutif Southampton Martin Semmens mengatakan mereka telah menemukan investor yang cocok setelah melakukan pertemuan dengan perusahaan investasi Sport Republic yang didukung oleh Solak.