Dukuh-Dukuh Sleman Diminta Ingatkan Warga Jaga Keamanan
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Satgas Covid-19 berjaga saat karantina wilayah di Pedukuhan Ngino XII, Seyegan, Sleman, Yogyakarta, Jumat (18/6). Sebanyak 250 KK dari empat RT harus menjalani karantina wilayah usai ada warga positif Covid-19 pascaziarah. Satgas Covid-19 Kalurahan Margoagung berjaga di gerbang masuk desa untuk melarang warga keluar lokasi. | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bupati Sleman, Kustini Purnomo, mengukuhkan pengurus Paguyuban Dukuh Kabupaten Sleman atau Cokro Pamungkas periode 2021-2026. Pada kesempatan itu, dikukuhkan sebanyak 39 pengurus-pengurus yang diketuai Sukiman Hadi Wijoyo.
Kustini berharap, Cokro Pamungkas yang memiliki arti condong ing karso pangudi mungguh kasembadaning sedyo ini tidak sekadar menjadi cita-cita luhur. Namun, benar-benar dapat dimaknai dan dilaksanakan oleh seluruh elemen di paguyuban.
Terlebih, lanjut Kustini, Cokro Pamungkas juga merupakan mitra kerja Pemkab Sleman dalam rangka memberi pelayanan kepada masyarakat. Karenanya, Kustini meminta forum Cokro Pamungkas dimanfaatkan untuk saling berbagi informasi.
"Dan berkoordinasi demi perkembangan pembangunan di padukuhan masing-masing," kata Kustini di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Rabu (5/1).
Ia mengajak seluruh dukuh-dukuh senantiasa menjaga kondusifitas di wilayahnya masing-masing. Termasuk, kata Kustini, turut mengawasi kegiatan remaja-remaja dari wilayahnya agar terhindar dari aksi-aksi yang dapat merugikan orang lain.
Hal ini demi menjaga keamanan dan kenyamanan Kabupaten Sleman yang dikenal masyarakat luas sebagai Kota Pendidikan, Kota Pelajar dan Kota Pariwisata. Apalagi, Kustini mengingatkan, dukuh-dukuh pasti dipercaya masyarakatnya.
"Jadi, saya mohon bantuan kalau ada warga ke luar malam lebih dari jam sembilan tolong diingatkan dengan jaga warga (menjaga keamanan, ketentraman, ketertiban dan kesejahteraan masyarakat)," ujar Kustini.
Untuk penanganan klitih, misal, Pemkab Sleman akan mengaktifkan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIKR). Diisi oleh remaja-remaja yang membentuk pelayanan informasi dan konseling tentang perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja.
Serta, dalam rangka mengedukasi tentang perilaku menyimpang. Sebab, ia menilai, ini sebenarnya bahasa antar remaja, sehingga Sleman sudah pula melakukan itu dan akan diintensifkan lagi melalui PIKR dan edukasi sebaya sampai level dasawisma.
Ketua Umum Cokro Pamungkas, Sukiman menambahkan, dukuh-dukuh ini merupakan abdi masyarakat yang taat dan patuh dengan pemerintah. Karenanya, ia berharap, lewat Cokro Pamungkas tersebut ke depannya dapat terjalin sinergi yang lebih baik.
"Koordinasi dan komunikasi yang lebih baik lagi antara padukuhan dengan pemda," ujar Sukiman.