REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD — PBB memuji Pakistan dan Iran karena telah membuka pintu serta menampung pengungsi Afghanistan. PBB menyerukan masyarakat internasional membantu kedua negara dalam merawat pengungsi.
Badan Pengungsi PBB (UNHCR) mengapresiasi Pakistan karena telah mendata 1,4 juta pengungsi Afghanistan yang memasuki negara tersebut. Mereka yang terdata termasuk 200 ribu balita.
“UNHCR memuji Pakistan atas kampanye di seluruh negeri untuk memverifikasi dan memperbarui data serta mengeluarkan kartu identitas pintar (untuk pengungsi Afghanistan),” kata UNHCR dalam sebuah pernyataan, Selasa (4/1), dikutip media Pakistan, Dawn.
Laporan PBB mencatat, Pakistan menyelesaikan verifikasi skala besar pertama pengungsi Afghanistan pada 31 Desember tahun lalu. Data 1,25 juta pengungsi Afghanistan juga diperbarui selama kampanye. Hal itu dikenal dengan documentation renewal and information verification exercise (DRIVE).
Pakistan sudah menerbitkan lebih dari 700 ribu kartu identitas pintar bagi pengungsi Afghanistan. Sisanya akan dicetak dan didistribusikan pada 2022. Kartu tersebut berisi data biometrik dan kompatibel dengan sistem yang digunakan di Pakistan untuk autentikasi. Kartu bakal berlaku hingga 30 Juni 2023.
Kartu identitas pintar akan memberikan para pengungsi akses yang lebih cepat dan lebih aman ke fasilitas kesehatan, pendidikan, serta layanan perbankan. DRIVE pun memungkinkan para pengungsi Afghanistan menandai kebutuhah perlindungan atau kerentanan tertentu.
UNHCR berharap data itu bisa berguna untuk mendukung mereka yang memutuskan pulang. Laporan UNHCR menunjukkan program DRIVE adalah bagian dari upaya yang lebih luas untuk membantu serta melindungi pengungsi Afghanistan. Termasuk melalui platform dukungan untuk the Solution Strategy for Afghan Refugees (SSAR).
Selain Pakistan, negara yang turut berkontribusi dalam menampung pengungsi Afghanistan adalah Iran. Negara tersebut menerima sekitar setengah juta pengungsi Afghanistan pada 2021. “Iran menjadi tuan rumah pengungsi yang murah hati selama beberapa dekade, meskipun situasi ekonomi mereka yang genting diperburuk oleh pandemi,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi.
“Karena situasi di Afghanistan masih rapuh, kita perlu memastikan mereka yang melarikan diri ke Iran bisa mendapatkan perlindungan serta bantuan yang mereka butuhkan,” ujar Grandi.
Iran telah menjadi tempat pelarian pengungsi Afghanistan selama lebih dari empat dekade. Di Iran, para pengungsi memiliki akses kesehatan, pendidikan, dan peluang mata pencaharian. Para pengungsi tersebar dari desa-desa hingga kota-kota besar di negara tersebut.