REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat sebagian besar kasus positif baru Covid-19 di Ibu Kota yang meningkat dalam beberapa hari terakhir adalah kasus impor dari pelaku perjalanan luar negeri. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara masif terus melakukan tes, lacak dan isolasi untuk mengendalikan pandemi.
"Kita perlu mewaspadai penularan ini," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti di Jakarta, Rabu (5/1).
Widyastuti melanjutkan, Dinkes mencatat per 5 Januari 2022, kasus aktif (dirawat dan diisolasi) mencapai 908 orang, sebanyak 661 di antaranya atau sekitar 73 persen adalah pelaku perjalanan luar negeri. Kemudian, kasus positif baru bertambah 259 orang, sebanyak 211 orang atau 81 persen di antaranya adalah juga pelaku perjalanan luar negeri.
"Varian Omicron juga meningkat di Jakarta, yakni dari 251 orang yang terinfeksi, 95 persennya atau 239 orang adalah pelaku perjalanan luar negeri, sedangkan 12 lainnya adalah transmisi lokal," ujarnya.
Para pelaku perjalanan luar negeri yang terkonfirmasi positif tersebut saat ini dirawat di RSDC Wisma Atlet, RSPI Soelianti Saroso, dan beberapa rumah sakit. Pemprov DKI Jakarta masif melakukan TLI (tes, lacak, dan isolasi) dalam pengendalian pandemi.
Dalam sepekan terakhir, ada 80.492 orang dites PCR yang mana dari jumlah tes tersebut sudah delapan kali standar minimal tes yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO). "Kepada masyarakat diimbau agar mengikuti peraturan yang berlaku selama masa pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. Selalu menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas," ujarnya.
Di sisi lain, persentase keterisian tempat tidur di rumah sakit yang merawat pasien Covid-19 juga mengalami peningkatan. Dari total 3.879 tempat tidur isolasi, terisi tujuh persen atau 276 pasien isolasi.
Sedangkan, dari total 647 tempat tidur untuk ruang perawatan intensif (ICU), terisi lima persen atau 31 pasien ICU. Seiring dengan bertambahnya jumlah pelaku perjalanan luar negeri, lanjut dia, persentase keterisian karantina di beberapa tempat karantina terpusat kini mencapai rata-rata 82 persen dari total kapasitas yang ada.