REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI - Pagi-pagi sekali ketika seorang jurnalis di New Delhi mengklik opsi 'unduh' pada gambar yang dikirim di WhatsApp pada hari tahun baru, dia mengira itu adalah ucapan tahun baru. Namun seketika jantungnya berdetak kencang karena ternyata itu adalah fotonya beserta keterangan yang merendahkan hingga menawarkannya untuk dijual sebagai 'Deal of the Day'.
Foto-foto 100 wanita Muslim lainnya juga dipamerkan dalam lelang palsu di sebuah aplikasi terbaru bernama Bulli Bai. Aplikasi ini jelas bertujuan untuk merisak para perempuan terlebih perempuan muslim. Bagi jurnalis itu, kejadian ini adalah pengulangan menyedihkan yang terjadi enam bulan lalu ketika namanya bersama 80 wanita Muslim lainnya terdaftar untuk dilelang di aplikasi lain bernama Sulli Deals.
Nama dan foto mereka telah diunggah tanpa persetujuan sang pemilik foto. Komentar yang merendahkan pun ditempatkan di samping foto untuk mempermalukan mereka.
"Saya ingin memulai tahun dengan harapan, tapi mengejutkan bahwa seseorang pada hari terakhir tahun ini duduk-duduk melakukan ini untuk merendahkan kita," kata seorang jurnalis yang tidak menyebutkan identitasnya itu kepada media lokal seperti dikutip laman South China Morning Post, Rabu (5/1).
Aplikasi Sulli Deals digunakan tahun lalu, sementara yang lebih baru bernama Bulli Bai. Dari namanya saja, aplikasi tersebut mengungkapkan maksudnya. Bulli Bai adalah istilah plesetan (slang) yang mengacu pada alat kelamin.
Aktivis hak-hak perempuan dan beberapa politisi oposisi menyatakan kemarahan atas perbuatan keji yang merendahkan perempuan muslim dengan membahas harga dan menjual mereka dalam bahasa vulgar. Mereka menyalahkan kejahatan terbaru ini pada fakta bahwa polisi India gagal melakukan penangkapan setelah 'pelelangan' yang terkuak pada Juli tahun lalu.
Lelang Sasar Artis Bollywood
Dalam sebuah pernyataan pada Senin pekan ini, Komisi Wanita Delhi mengatakan sikap tidak berperasaan ini telah membuat para pelakunya berani untuk terus menjual wanita dan anak perempuan secara daring. Para wanita yang ditampilkan di lelang ini berusia dari 16 hingga lebih dari 70 tahun.
Hampir semuanya adalah jurnalis, akademisi, atau aktivis sosial. Mereka termasuk aktris Bollywood Shabana Azmi. Singkatnya, sasaran pelecehan adalah wanita yang pandai bicara dan vokal, sering aktif di media sosial, serta mengkritik Partai Bharatiya Janata yang berkuasa atas agenda yang digambarkan sebagai pemicu polarisasi di antara beragam etnis dan agama di India.
Para wanita yang menjadi target lelang online dan banyak wanita non-muslim yang kritis terhadap pemerintah, secara rutin diejek dengan cara misoginis oleh sekelompok orang yang merupakan pendukung kuat pemerintah nasionalis Hindu Perdana Menteri Narendra Modi. Seorang pengurus di Rajasthan dari Bharatiya Muslim Mahila Andolan, sebuah organisasi yang memperjuangkan hak-hak perempuan Muslim, Nishat Hussain, mengatakan dia sangat sedih melihat apa yang dilakukan saudara-saudara Hindunya.