REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi telah mengantongi identitas kelompok pemuda yang menyerang satu keluarga di Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur.
Kini pihak berwajib terus mengejar komplotan pengeroyok satu keluarga yang diduga dilakukan oleh 20 orang. Peristiwa pengeroyokan ini terjadi Cipinang Melayu Makasar, Jakarta Timur, Sabtu (1/1).
"Sembilan orang sudah diketahui identitasnya," kata Kanit Reskrim Polsek Makasar Iptu Mochammad Zen saat dikonfirmasi awak media, Rabu (5/1).
Dengan sudah diketahuinya identitas sembilan orang itu, kata Zen, pihaknya masih mengidentifikasi 11 pelaku lainnya yang melakukan penyerangan. Ia memastikan, pihak kepolisian akan terus mengejar dan melakukan penyelidikan kasus dugaan tindak pidana kekerasan tersebut.
"Masih kita kejar terus, masih kita proses penyelidikan terus," ujar Zen.
Salah satu korban, Ramdoni (25), menjelaskan, pengeroyokan itu berawal ketika dia dan adiknya bernama Marwan (23) dalam perjalanan pulang sekitar pukul 03.00 WIB. Kemudian ada sekelompok pemuda yang menggeber motor.
Ia lalu lewat dan permisi kepada kelompok pemuda tersebut. Namun, para pelaku yang diketahui warga Kelurahan Cipinang Melayu itu salah paham sehingga terjadi perselisihan.
Kedua korban tiba-tiba diserang oleh pelaku. Keduanya babak belur akibat dikeroyok oleh puluhan orang pelaku. Marwan sempat melarikan diri ke rumah dan dikejar oleh para pelaku.
Selanjutnya, setelah melakukan pengeroyokan, kelompok pemuda itu melakukan penyerangan di rumah korban. Menurut ibu Marwan dan Ramdoni, Titi Suherti (48), para pelaku menyambangi rumah tidak lama setelah kejadian pengeroyokan. Sesampainya di rumah, para tersangka melakukan penyerangan.
Ketika itu, Titi bersama empat anaknya dan seorang menantu perempuannya sedang berada di rumah. Dalam insiden mengerikan itu, Titi mengaku dipukul menggunakan gagang sapu hingga memar bagian tangan, paha, dan jari.
Bahkan, Titi juga diseret dan diancam bakal dibunuh. Tak hanya itu, pelaku juga mencuri satu unit sepeda motor berikut surat tanda nomor kendaraan (STNK) dan buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB), empat gitar dengan total nilai jutaan rupiah dan TV ukuran 24 inch, serta celengan berisi uang sekira Rp 3 juta dari rumah.
"Anak-anak saya dipukulin, ditendang, diinjek, dan diseret sama pelaku. Termasuk (anak) yang perempuan. Katanya kalau belum ada yang mati mereka tidak berhenti," kata Titi.
Akibat kejadian itu, para korban mengalami trauma. Sehingga dirinya tidak langsung lapor ke pihak berwajib sesaat setelah kejadian. Ia membutuhkan waktu untuk melapor ke polisi. Kemudian baru bisa melapor ke pihak kepolisian beberapa hari kemudian.
"Makanya saya baru berani bikin laporan ke Polsek Makasar. Karena masih trauma, saya menenangkan diri dulu sebelum lapor ke polisi," kata Titi.