Pencarian Korban Hanyut Sungai Elo Dilanjutkan
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Wisata arung jeram di Sungai Elo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Selama dua setengah jam, Sungai Elo yang terhampar sepanjang 12 kilometer menawarkan lima jeram menantang. | Foto: Republika/Wahyu Suryana
REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Satu dari dua korban hanyut di Sungai Elo berinisial FFA (13) telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Rabu (5/1) sore. Pada Kamis (6/1), tim melanjutkan pencarian satu korban hanyut lain MBD (13) yang belum ditemukan.
FFA berasal dari Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, sedangkan MBD berasal dari Kecamatan Harus Mukti, Kota Cirebon. Keduanya santri Pondok Pesantren Al Lulu wal Marjan di Desa Bumirejo, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jateng.
Bersama 20 siswa lain dan pengajar Ponpes Al Lu'lu wal Marjan, keduanya mengikuti kegiatan pembelajaran Bahasa Arab dan perkenalan alam di Sungai Elo sekitar 10.45 WIB. Keterangan guru-guru sejauh ini, santri-santri memang tidak dibolehkan main ke air.
Namun, didapati dua orang santri FFA dan MBD tidak ada di tempat pembelajaran dan disinyalir masuk ke air dan hanyut. Sekitar 14.14 WIB, korban berinisial FFA ditemukan 200 meter dari lokasi kejadian musibah, dan dibawa ke RSUD Muntilan.
Tim turut menghadapi kendala seperti arus deras dan peralatan terbatas, lalu hentikan pencarian jelang malam. Koordinator Divisi Tanggap Darurat LPB MDMC Magelang, Tri Susanto mengatakan, pencarian sudah dilanjut sejak Kamis pagi sekitar 07.00 WIB.
"Menggunakan perahu karet dari TKP sampai pertemuan Sungai Elo dengan Sungai Progo di Kelurahan Mendut," kata Tri kepada Republika, Kamis (6/1) pagi.
Selain LPB MDMC dan Kokam, terdapat beberapa tim yang terlibat dalam pencarian tersebut. Mulai dari Basarnas Kansar Semarang (Pos Borobudur), BPBD Magelang, Pemadam Kebakaran Magelang, TNI, Polri, komunitas relawan dan warga sekitar.
Lokasi Sungai Elo sendiri selama ini memang sudah dikenal dengan aliran air atau arus sungai yang cukup deras. Bahkan, karena kondisi arus tersebut hampir seluruh aliran dimanfaatkan warga sekitar sebagai destinasi wisata air seperti arung jeram.
"Memang Sungai Elo itu kegiatannya arung jeram, kegiatan anak-anak santri itu berada di alur arung jeram, tidak ada yang lain memang arung jeram," ujar Tri.
Koordinasi Basarnas Kansar Semarang Pos Borobudur, tim melakukan kembali penyisiran bersama relawan gabungan. Tri turut meminta doa masyarakat agar tim pencarian dapat sesegera mungkin menemukan satu korban hanyut yang belum ditemukan.