Kamis 06 Jan 2022 14:02 WIB

UMNO Usulkan Pemeriksaan Post-mortem 48 Korban Banjir Malaysia

Partai UMNO usulkan pemeriksaan post-mortem karena jumlah korban banjir tinggi

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Bendera Malaysia terlihat di atas mobil yang rusak setelah banjir melanda Taman Sri Muda, distrik Shah Alam, sekitar 40 km dari Kuala Lumpur, Malaysia, 21 Desember 2021.
Foto: EPA-EFE/FAZRY ISMAIL
Bendera Malaysia terlihat di atas mobil yang rusak setelah banjir melanda Taman Sri Muda, distrik Shah Alam, sekitar 40 km dari Kuala Lumpur, Malaysia, 21 Desember 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR - Partai United Malays National Organization (UMNO) mengusulkan kepada pemerintah untuk melaksanakan pemeriksaan post-mortem korban bencana banjir. Usulan itu dimunculkan karena korban bencana tersebut mencapai jumlah tertinggi sepanjang sejarah negara ini yakni mencapai 48 orang.

"UMNO ingin menyampaikan takziah kepada keluarga korban banjir yang dinyatakan telah meninggal sejak bencana tersebut melanda beberapa negeri (negara bagian) mulai pertengahan Desember 2020 lalu," ujar Presiden UMNO, Ahmad Zahid Hamidi di Kuala Lumpur, Kamis (6/1/2022).

Baca Juga

Dengan angka korban yang begitu tinggi dibanding banjir besar yang pernah melanda negara ini 1971 (30 orang) dan 2014 (21 orang), ujar Zahid, Pemerintahan Keluarga Malaysia perlu melaksanakan segera saran Raja Malaysia agar dilakukan pemeriksaan post-mortem bencana banjir. "UMNO merasa berduka cita karena koordinasi lembaga-lembaga terkait yang sepatutnya aktif digerakkan Oleh Badan Pengurusan Bencana Negara (NADMA) seolah-olah tidak berdaya dan amat lemah sekali dalam menghadapi musibah banjir kali ini. Sedangkan NADMA mempunyai

panduan penanganan musibah banjir yang komprehensif sejak didirikan pada 2014," katanya.

UMNO menghargai segala bantuan untuk korban banjir sebagaimana yang diumumkan Perdana Menteri Ismail Sabri yang mencapai hingga RM61.000 (Rp 209 juta) untuk satu keluarga. "Diharapkan informasi mengenai kaidah pelaksanaan dan penyalurannya dapat segera diinformasikan kepada rakyat dan dikurangi birokrasinya agar prosesnya dipercepat," ujar Zahid Hamidi.

UMNO turut menyarankan agar dilakukan sidang khusus parlemen mengenai bencana banjir diadakan untuk memberikan wakil-wakil rakyat mengutarakan pandangan dan keresahan rakyat serta melontarkan program-program untuk membantu pemerintah mencari jalan terbaik menghadapi bencana yang terjadi.

"Kami juga berharap pemerintah dapat mempertimbangkan permintaan rakyat agar dibenarkan mencairkan Kumpulan Uang Simpanan Pekerja (KWSP) secara one-off (sekali) sebanyak RM 10.000 (Rp 34 juta) karena rakyat benar-benar berhadapan dengan kesempitan hidup akibat pandemi Covid-19 bukan cuma ditimpa musibah banjir. Ini sesuai dengan ketetapan Majelis Kerja Tertinggi UMNO pada 27 Agustus 2021," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement