Uji Coba PTM 100 Persen di Surabaya Mulai 10 Januari
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Guru mengajar muridnya di ruang kelas di SMK Negeri 7 Surabaya, Jawa Timur. | Foto: Antara/Didik Suhartono
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh menyatakan, pihaknya segera melakukan uji coba pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen mulai jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Rencananya, uji coba PTM 100 persen tersebut dimulai pada Senin, 10 Januari 2022.
Yusuf menyampaikan, pelaksanaan PTM 100 persen tersebut sebagai tindak lanjut dari Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri. "Alhamdulillah kemarin kita sudah rapat kordinasi bersama semua komponen pendidikan, DPRD, lalu perintah Pak Wali Kota (Eri Cahyadi) PTM dilaksanakan pekan depan serentak SD dan SMP," kata Yusuf, Kamis (6/1).
Ia memastikan pelaksanaan PTM 100 persen ini bakal dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat, karena masih dalam situasi pandemi Covid-19. Prokes ketat berupa pemeriksaan suhu tubuh, melakukan scan barcode melalui aplikasi PeduliLindungi, menyediakan fasilitas cuci tangan atau hand sanitizer, menggunakan masker, dan menjaga jarak.
"Polanya nanti 100 persen, cuma pelaksanaan pekan pertama dilakukan model shift. Ada dua shift yamg setiap shiftnya berisi 50 persen dari jumlah siswa satu kelas. Nanti akan kita evaluasi kalau sudah berjalan baik prokesnya maka minggu selanjutnya PTM 100 persen sudah gak pakai sistem shift," ujarnya.
Adapun, untuk jam pelajaran diberlakukan sesuai dengan jenjang. Apabila jenjang SD jam pelajaran berdurasi 2 jam. Sedangkan untuk siswa SMP berdurasi 3 jam. Untuk shift pertama siswa SD mulai pukul 07.00 WIB hingga 09.00 WIB, dan shift dua dimulai pukul 09.30 WIB hingga 11.30 WIB.
Sedangkan untuk SMP shift pertama dimulai pukul 06.30 WIB hingga 09.30 WIB, dan shift dua pukul 10.00 WIB hingga 13.00 WIB. Agar prokes dapat terjaga, Yusuf mengatakan, setiap sekolah harus membentuk Satgas Covid-19 sekolah termasuk akan melibatkan unsur Satpol PP yang ada ditingkat kelurahan.
Untuk protapnya, kata dia, setiap siswa akan diantar oleh orang tua ke sekolah. Apabila orang tua akan masuk ke area sekolah harus melakukan scan PeduliLindungi. Kemudian, dilakukan pengecekan suhu tubuh, lalu anak akan diarahkan ke ruang transit sebelum masuk ke kelas. Baru saat jam kelas dimulai siswa masuk ke kelas.
"Begitu juga pada saat pulang sekolah siswa akan masuk ke ruang transit menunggu dijemput. Nanti kalau sudah dijemput akan dipanggil petugas, sehingga gak akan bergerombol. Kita pun mengharap kepedulian orang tua untuk mengantar dan menjemput," ujarnya.
Yusuf menegaskan, saat ini seluruh sekolah di Surabaya sudah siap melakukan PTM. Karena sesuai hasil asesmen Satgas Covid-19 Surabaya seluruh sekolah dinilai sudah memadai untuk melaksanakan PTM. Begitu pula dengan guru yang 90 persen sudah mendapat dua dosis vaksin Covid-19.
Yusuf mengatakan, Dispendik Surabaya tetap memberikan kewenangan kepada orang tua atau wali murid untuk memberikan izin atau tidak sang anak mengikuti PTM. Izin ini diperlukan karena tidak sedikit juga orang tua yang masih khawatir akibat PTM digelar dalam situasi pandemi Covid-19.
Apalagi, saat ini ada ancaman varian baru B 1.1.529 Omicron. "Orang tua tetap diberikan kewenangan untuk memberikan perizinan karena yang tau kondisi anak, sehingga diberikan pilihan untuk mengizinkan atau tidak. Kalau tidak pun kita siapkan sistem hybrid," kata Yusuf.
Koordinator Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Swasta Erwin Darmogo mengatakan, secara persiapan seluruh sekolah sudah siap melaksanakan PTM 100 persen. Ia menyatakan, pihak sekolah menyambut baik kebijakan pelaksanaan PTM 100 persen.
"Ancaman learning lost itu nyata dan PTM ini jawabannya. Kami tidak euforia tapi ada tahapan yang kita lalui mulai persiapan guru, sarpras, dan sosialisasi kepada orang tua saat PTM dilaksanakan. Mereka sudah siap," ujarnya.