Kamis 06 Jan 2022 19:11 WIB

Film Korea Gagal Rajai Box Office di Negaranya Sendiri

Untuk pertama kalinya dalam satu dekade terakhir, film Korea gagal rajai box office.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Untuk pertama kalinya dalam satu dekade terakhir, film Korea gagal rajai box office di negaranya sendiri (ilustrasi).
Foto: Lotte Enterainment
Untuk pertama kalinya dalam satu dekade terakhir, film Korea gagal rajai box office di negaranya sendiri (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Dari tahun ke tahun, film Korea Selatan selalu menguasai box office di negaranya sendiri. Untuk pertama kalinya dalam satu dekade terakhir, sinema Korsel tidak mendapatkan mahkota tersebut.

Pada tahun lalu, keuntungan film lokal Korsel yang tayang di negaranya naik 14 persen dibandingkan pada 2020. Akan tetapi, posisi box office utama 2021 jatuh ke film asing, bukan film lokal yang biasanya lebih dominan.

Baca Juga

Menurut layanan data Kobis yang dioperasikan Dewan Film Korea (Kofic), pendapatan kotor agregat bioskop Korsel mencapai 584 miliar won (sekitar Rp 7,01 triliun) pada 2021. Angka diperoleh dari 60,5 juta penjualan tiket. Pada 2020, pendapatannya tercatat di angka 510 miliar won (sekitar Rp 6,12 triliun) yang diperoleh dari 59,5 juta penjualan tiket. Pendapatan pada 2020 dan 2021 itu jauh lebih rendah daripada era sebelum pandemi.

Korsel dikenal sebagai pasar box office terbesar keempat di dunia sebelum Covid-19 menyerang. Posisinya hanya di belakang Amerika Utara, China, dan Jepang, karena tingkat kehadiran bioskop per kapita orang Korea tinggi.

Dilansir di laman Variety, Kamis (6/1/2022), faktanya, kini Korsel belum mampu mengupayakan pemulihan bioskop seperti di pasar utama lainnya. Kesengsaraan industri film Korsel di dalam negeri juga sangat kontras dengan kesuksesan musik dan drama TV Korsel di luar negeri.

Total pendapatan kotor bioskop Korsel pada 2021 turun 70 persen dibandingkan dengan 2019, yang merupakan tahun tersibuk dalam rekor box office negara tersebut. Angka penjualan tiket turun 73 persen dibandingkan dengan 2019.

Dalam hal pangsa pasar, 2021 ternyata lebih buruk bagi produsen film Korsel yang selama 10 tahun terakhir memimpin industri di negaranya. Pangsa film Korsel di box office 2021 turun menjadi hanya 30,1 persen.

Angka itu merupakan rekor terendah sejak 2004, ketika Kobis mulai beroperasi. Dengan mengurangi rilisan film lokal Korsel, sama saja distributor memberikan keuntungan kepada film asing.

Selain itu, pendapatan kotor agregat jatuh ke 173 miliar won (sekitar Rp 2,07 triliun), hanya setengah dari angka tahun 2020 yang sudah rendah. Dari segi penjualan tiket, hanya 18,2 juta yang terjual untuk film dalam negeri.

Film asing menyumbang delapan dari sepuluh film terlaris sepanjang 2021. Delapan sinema itu terdiri dari tujuh film Hollywood dan satu animasi Jepang (Demon Slayer: The Movie Mugen Train).

Untuk pertama kalinya dalam satu dekade, film asing ada di posisi tertinggi box office Korsel, yakni Spider-Man: No Way Home. Sinema memperoleh total 46,5 juta dolar AS dari 5,56 juta penjualan tiket.

Judul Hollywood terakhir yang mencapai prestasi itu adalah Transformers: Dark of the Moon pada 2011. Tahun lalu, hanya dua film Korsel yang masuk 10 besar yaitu Escape from Mogadishu dan Sinkhole.

Kedua film dirilis pada akhir musim panas. Periode itu bertepatan dengan jeda singkat antara pembatasan kapasitas bioskop yang diimbau pemerintah setempat.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement