Kamis 06 Jan 2022 23:10 WIB

Organisasi Negara-negara Turki Tawarkan Bantuan Bagi Kazakhstan

Anggota organisasi mempercayai otoritas Kazakhstan dapat meredakan ketegangan

Red: Nur Aini
Anggota Organisasi Negara-Negara Turki pada Kamis (6/1/2022) menyatakan kesiapan memberikan bantuan bagi Kazakhstan di tengah protes nasional.
Anggota Organisasi Negara-Negara Turki pada Kamis (6/1/2022) menyatakan kesiapan memberikan bantuan bagi Kazakhstan di tengah protes nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Anggota Organisasi Negara-Negara Turki pada Kamis (6/1/2022) menyatakan kesiapan memberikan bantuan bagi Kazakhstan di tengah protes nasional.

Menekankan pentingnya perdamaian dan stabilitas, organisasi tersebut menyatakan solidaritas yang kuat terhadap Kazakhstan, yang merupakan negara anggota.

Baca Juga

"(Organisasi) menyatakan kepercayaannya pada kapasitas otoritas Kazakhstan untuk meredakan ketegangan secara damai dan membangun kembali ketenangan dan ketertiban," tulis Organisasi Negara-Negara Turki dalam pernyataannya.

Organisasi itu meyakini Kazakhstan memiliki kebijaksanaan untuk kembali menstabilkan kondisi dan kembali kepada situasi normal.

Aliansi negara beretnis Turki itu juga menyampaikan belasungkawa bagi mereka yang kehilangan nyawa selama insiden dan berharap pemulihan cepat bagi korban terluka.

Situasi di Kazakhstan

Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan mengumumkan Rabu (5/1/2022) bahwa lebih dari 200 orang ditahan karena mengganggu ketertiban umum selama demonstrasi di seluruh negeri itu Selasa. Kementerian mengatakan bahwa 37 kendaraan polisi telah rusak, 95 petugas terluka dan satu mobil dibakar selama protes.

Polisi tetap dikerahkan di jalan-jalan Almaty, kota terbesar di Kazakhstan, tempat demonstrasi besar-besaran diadakan. Memegang tanggung jawab pemerintah atas protes terhadap kenaikan harga minyak, Tokayev pada hari Rabu menyetujui pengunduran diri Perdana Menteri Askar Mamin dan para menterinya.

Saat protes menyebar ke seluruh negeri pada hari sebelumnya, Tokayev mengumumkan keadaan darurat di kota Almaty dan wilayah kaya minyak Mangystau antara 5-19 Januari untuk menjaga keamanan publik. Dia juga memberlakukan jam malam di Almaty, bekas ibu kota Kazakhstan, tempat ribuan orang turun ke jalan.

Sementara, polisi menggunakan granat kejut dan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa. Bentrokan meletus antara polisi dan demonstran yang berujung pembakaran mobil polisi oleh pengunjuk rasa. Pemerintah juga telah membatasi akses ke media sosial termasuk Facebook dan Telegram.

Baca: Jepang Berang, Pangkalan Militer AS di Negaranya Jadi Klaster Covid-19

Protes pecah pada 2 Januari ketika pengemudi mengadakan demonstrasi menentang kenaikan harga bahan bakar di kota Zhanaozen di Mangystau, yang kemudian menyebar ke kota Aktau. Protes di kota-kota barat Atyrau, Aktobe dan Oral, di mana cadangan minyak dan gas berada, menyebar ke kota-kora lain Kazakhstan yang berubah menjadi demonstrasi publik.

Baca: Pandemi Buat Indonesia Prioritaskan Diplomasi Kesehatan pada 2022

Baca: Kazakhstan Memanas, AS dan PBB Serukan Semua Pihak Menahan Diri

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement