REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Ekonomi Syariah IPB University Irfan Syauqi Beik menyampaikan saat ini lembaga-lembaga zakat mengalami fenomena surplus kepercayaan. Karena itu, menurutnya, tantangannya saat ini ada pada lembaga zakat itu sendiri untuk terus meningkatkan kinerjanya.
"Tinggal bagaimana kerja lembaga zakat saja untuk meningkatkan kualitas kinerjanya, karena sekarang ini mengalami fenomena surplus kepercayaan. Kepercayaan begitu besar, maka saking besarnya orang berbagi lewat lembaga zakat," kata dia kepada Republika.co.id, Kamis (6/1).
Irfan juga mengatakan, hal yang tak kalah penting, ini adalah momentum yang harus dimanfaatkan untuk melakukan penguatan program, penghimpunan, dan penyaluran. Supaya kepercayaan yang datang dari masyarakat semakin besar sehingga minat berdonasi melalui lembaga zakat kian meningkat.
"Kepercayaan ini didapat ketika lembaga zakat bisa mempertanggungjawabkan aktivitas pengelolaan zakatnya," jelasnya.
Dia menjelaskan, ada tiga hal dalam pertanggungjawaban. Pertama, pertanggungjawaban keuangan dan ini harus dibuktikan dengan laporan keuangan yang teraudit.
Kedua, akuntabilitas program, misalnya penyaluran zakat ini bisa meningkatkan kondisi perekonomian mustahik dan memberikan dampak kepada pemenuhan kebutuhan dasar mustahik. "Ketiga, yaitu pertanggungjawaban dari sisi syariah dan etika. Etika ini soal akhlak, kinerja, individu serta pelayanan. Syariahnya itu kesesuaian syariah. Jangan sampai program penyalurannya tidak sesuai syariah," katanya.
Dalam kondisi demikian, Irfan merasa optimistis dengan pertumbuhan zakat infak dan sedekah di tahun ini. Optimisme ini kian bertambah ketika kondisi perekonomian nasional mulai berangsur pulih. "Saya optimistis, dan lebih optimistis lagi ketika kita mulai pemulihan," ujarnya.