Jumat 07 Jan 2022 01:55 WIB

Presiden Kazakhstan Ungkap Alasan di Balik Pemberlakuan Keadaan Darurat

Langkah-langkah keamanan diperketat di ibu kota Kazakhstan.

Red: Nur Aini
Presiden Kazakhstan pada Rabu (5/1/2022) mengatakan dirinya yakin mendapatkan banyak dukungan setelah memberlakukan keadaan darurat di beberapa daerah menyusul protes terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak.
Presiden Kazakhstan pada Rabu (5/1/2022) mengatakan dirinya yakin mendapatkan banyak dukungan setelah memberlakukan keadaan darurat di beberapa daerah menyusul protes terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak.

REPUBLIKA.CO.ID, NUR SULTAN -- Presiden Kazakhstan pada Rabu (5/1/2022) mengatakan dirinya yakin mendapatkan banyak dukungan setelah memberlakukan keadaan darurat di beberapa daerah menyusul protes terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Kassym-Jomart Tokayev mengatakan dia tidak akan meninggalkan ibu kota negara, Nur Sultan, “Apa pun yang terjadi.”

Baca Juga

“Ini adalah tugas konstitusional saya untuk berdiri di hadapan rakyat,” kata Tokayev.

Langkah-langkah keamanan diperketat di ibu kota Kazakhstan.

Kazakhstan mengumumkan keadaan darurat pada Rabu ketika protes terhadap kenaikan harga bahan bakar menyebar ke seluruh negeri.

Menurut Tokayev, tindakan ini perlu dilakukan.

“Sebagai presiden, saya harus memastikan keamanan dan ketentraman warga negara kita dan keutuhan negara,” kata dia.

“Ini masalah keamanan negara kita,” tegas dia.

Tokayev juga mengatakan dia akan bertindak sekuat mungkin melawan protes.

Situasi di Kazakstan

Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan mengumumkan Rabu bahwa lebih dari 200 orang ditahan karena mengganggu ketertiban umum selama demonstrasi di seluruh negeri itu Selasa.

Kementerian mengatakan bahwa 37 kendaraan polisi telah rusak, 95 petugas terluka dan satu mobil dibakar selama protes. Polisi tetap dikerahkan di jalan-jalan Almaty, kota terbesar di Kazakhstan, tempat demonstrasi besar-besaran diadakan.

Memegang tanggung jawab pemerintah atas protes terhadap kenaikan harga minyak, Tokayev pada Rabu menyetujui pengunduran diri Perdana Menteri Askar Mamin dan para menterinya. Saat protes menyebar ke seluruh negeri pada hari sebelumnya, Tokayev mengumumkan keadaan darurat di kota Almaty dan wilayah kaya minyak Mangystau antara 5-19 Januari untuk menjaga keamanan publik.

Dia juga memberlakukan jam malam di Almaty, bekas ibu kota Kazakhstan, tempat ribuan orang turun ke jalan. Sementara polisi menggunakan granat kejut dan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa.

Baca: Pandemi Buat Indonesia Prioritaskan Diplomasi Kesehatan pada 2022

Bentrokan meletus antara polisi dan demonstran yang berujung pembakaran mobil polisi oleh pengunjuk rasa. Pemerintah juga telah membatasi akses ke media sosial termasuk Facebook dan Telegram.

Baca: Jepang Berang, Pangkalan Militer AS di Negaranya Jadi Klaster Covid-19

Protes pecah pada 2 Januari ketika pengemudi mengadakan demonstrasi menentang kenaikan harga bahan bakar di kota Zhanaozen di Mangystau, yang kemudian menyebar ke kota Aktau. Protes di kota-kota barat Atyrau, Aktobe dan Oral, di mana cadangan minyak dan gas berada, menyebar ke kota-kora lain Kazakhstan yang berubah menjadi demonstrasi publik.

Baca: Korea Utara Kembali Berulah, Berhasil Uji Terbang Rudal Hipersonik

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/presiden-kazakhstan-keadaan-darurat-tindakan-yang-perlu-dilakukan/2466528
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement