REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sejak kecil, Li Jingwei tidak mengetahui nama aslinya. Dia tidak tahu di mana dia dilahirkan atau berapa umurnya dengan pasti. Namun itu terkuak ketika menemukan keluarga kandungnya bulan lalu dengan bantuan peta yang sudah lama diingat.
Li adalah korban perdagangan anak. Pada 1989 ketika dia berusia empat tahun, seorang tetangga botak membujuknya pergi dengan mengatakan mereka akan pergi melihat mobil yang langka di desa-desa.
Momen itu adalah terakhir kali Li melihat rumahnya. Tetangganya membawanya ke belakang bukit menuju jalan yang sudah ada tiga sepeda dan empat penculik lainnya sedang menunggu. Dia menangis, tetapi mereka membawanya dan pergi.
"Saya ingin pulang tetapi mereka tidak mengizinkannya. Dua jam kemudian, saya tahu saya tidak akan kembali ke rumah dan saya pasti bertemu orang jahat," ujar Li mengingat momen tersebut.