Jumat 07 Jan 2022 16:07 WIB

Kerusuhan Kazakhstan, Ini Sikap Politik Erdogan

Erdogan telah berbicara dengan Presiden Kazakhstan Kassym Jomart Tokayev.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Foto: AP/Domenico Stinellis
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa Turki dalam solidaritas dengan Kazakhstan ketika berbicara dengan Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev. Dia mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin anggota Organisasi Negara-negara Turki pada Kamis (6/1) malam.

Erdogan juga berbicara dengan sekutunya dari Azerbaijan Ilham Aliyev, Presiden Kirgistan Sadyr Japarov dan dari Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev.

Baca Juga

Menurut pernyataan Direktorat Komunikasi Kepresidenan, Erdogan mengatakan mengikuti perkembangan di Kazakhstan dan menyampaikan belasungkawa atas korban yang disebabkan oleh kerusuhan tersebut. Dia juga menggarisbawahi bahwa Turki percaya Kazakhstan akan mengatasi masalah saat ini dan pemerintah Turki siap memberikan bantuan apa pun jika diperlukan.

Juru Bicara Kepresidenan Turki Ibrahim Kaln juga menyinggung kerusuhan di Kazakhstan. "Kami sangat menyesali insiden dan kematian di Kazakhstan. Perdamaian dan stabilitas Kazakhstan adalah prioritas terbesar kami. Turki akan selalu terus berada di pihak Kazakhstan," katanya.

Puluhan pengunjuk rasa dan setidaknya belasan petugas keamanan tewas dalam bentrokan di kota terbesar Kazakhstan dan bekas ibu kota Almaty. Beberapa pengangkut personel lapis baja dan puluhan tentara yang berjalan kaki memasuki alun-alun utama kota terbesar Kazakhstan itu pada Kamis pagi.

Protes awalnya dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar menewaskan 12 polisi dan pasukan penjaga nasional pada Selasa dan Rabu (4-5/1/2022). Kondisi ini membuat Tokayev untuk meminta bantuan dari aliansi keamanan yang dipimpin Rusia yang menawarkan untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian.

Angkatan bersenjata Kazakhstan telah dipanggil untuk memulihkan ketertiban dan membubarkan kerusuhan yang tampaknya telah berkembang menjadi pemberontakan umum. "Geng teroris terlibat dalam perkelahian dengan pasukan terjun payung di Almaty," ujar Tokayev menyatakan itu bukan ancaman, tetapi merusak integritas negara.

Turki sedih

Pejabat tinggi Turki merasa sedih atas kerusuhan yang sedang berlangsung dan hilangnya nyawa di Kazakhstan akibat protes terhadap kenaikan harga bahan bakar. Perdamaian Kazakhstan merupakan prioritas Turki.

“Perdamaian, stabilitas, dan ketenangan di Kazakhstan adalah prioritas utama Turki. Turki akan selalu mendukung Kazakhstan," kata juru bicara kepresidenan Ibrahim Kalin di Twitter.

Juru bicara Partai AK yang berkuasa Omer Celik juga menyuarakan solidaritas dengan Kazakhstan. “Turki selalu mendukung teman dan saudara Kazakhstan. Ini adalah harapan terbesar kami bahwa Kazakhstan akan melewati hari-hari ini dan menjadi negara yang damai dan kuat dalam segala hal. Warga Kazakhstan memiliki pandangan jauh ke depan untuk melewati hari-hari ini dengan akal sehat," kata Celik di Twitter.

Mengekspresikan kesedihan atas hilangnya nyawa di Kazakhstan, Celik mengatakan harapan terbesar Turki adalah bahwa semua orang di Kazakhstan aman dan mengakhiri kerusuhan yang sedang berlangsung.

Protes mulai mengguncang Kazakhstan sejak 2 Januari akibat kenaikan harga bahan bakar minyak yang kemudian menyebar ke seluruh negeri. Sebagai tanggapan, Presiden Kassym-Jomart Tokayev mengumumkan keadaan darurat di ibu kota komersial Almaty dan wilayah Mangystau yang kaya minyak.

sumber : Anadolu
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement