Sabtu 08 Jan 2022 02:34 WIB

Usaha Herbal Binaan PKT Raup Omset Ratusan Juta selama Pandemi

Selama 2021, Makrifah Herbal mampu memasarkan lebih dari 1.500 botol minyak herbal.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Pengobatan herbal/ilustrasi. Usaha binaan PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), Makrifah Herbal, menjadi usaha kecil pertama di Kota Bontang yang mendapatkan Anugerah Produktivitas Paramakarya 2021 dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).
Pengobatan herbal/ilustrasi. Usaha binaan PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), Makrifah Herbal, menjadi usaha kecil pertama di Kota Bontang yang mendapatkan Anugerah Produktivitas Paramakarya 2021 dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usaha binaan PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), Makrifah Herbal, menjadi usaha kecil pertama di Kota Bontang yang mendapatkan Anugerah Produktivitas Paramakarya 2021 dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker). Makrifah Herbal yang bergerak di bidang budidaya Tanaman Obat Keluarga (Toga) dengan produk turunan berbagai jenis minyak herbal, seperti minyak urut, minyak kemiri, VCO, teh herbal, lulur tradisional, bibit toga hingga jasa eduwisata, chatering dan SPA, dinilai mampu meningkatkan produktivitas selama tiga tahun berturut-turut. 

"Pencapaian Makrifah Herbal tak lepas dari pembinaan PKT yang secara berkesinambungan membekali seluruh anggota kelompoknya untuk penguatan kapasitas dan manajerial usaha sehingga mampu berkembang dengan produktivitas yang terbilang tinggi," ujar Pimpinan Makrifah Herbal, Hasma, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (7/1/2022).

Baca Juga

Selama 2021, ucap Hasma, Makrifah Herbal mampu memasarkan lebih dari 1.500 botol minyak herbal berbagai jenis dengan omset tahunan mencapai lebih dari Rp 400 juta. Hal ini, lanjut Hasma, membuktikan jika pandemi seakan tak menyurutkan produktivitas Makrifah Herbal seiring meningkatnya permintaan konsumen akan produk herbal untuk imunitas tubuh. Permintaan tak hanya datang dari lokal Bontang saja, tapi juga dari daerah lainnya di Indonesia. 

"Saat ini produk Makrifah Herbal sudah tersebar di 32 daerah di Indonesia, dengan permintaan terbesar dari Sumatera, Papua dan Maluku," kata Hasma. 

Sejak menjadi binaan PKT pada 2016, lanjut Hasma, Makrifah Herbal terus bertransformasi dengan berbagai pengembangan. Bahkan pada 2021, Makrifah Herbal menginisiasi terbentuknya Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Borneo Skill Sinergy dan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Bontang Herbal Course, yang mencakup 14 program pengembangan di bidang tanaman obat dan pemberdayaan masyarakat.

"Makrifah Herbal kini mampu mengakomodasi 25 anggota di seluruh unit usaha, dengan mayoritas ibu rumah tangga paruh baya yang tidak memiliki pekerjaan," ucapnya.

Hasma menyampaikan lemberdayaan sebagai upaya mendorong kesejahteraan masyarakat sekitar, disamping melestarikan lingkungan dengan perluasan media tanam toga di RT 11 Loktuan Bontang Utara, yang merupakan lokasi Makrifah Herbal beroperasi. Setiap bulan, ucap Hasma, Makrifah Herbal mampu memberi benefit dengan rata-rata minimal Rp 3 juta untuk setiap anggota, bahkan bisa lebih tergantung produktivitas hasil penjualan ataupun pelayanan jasa lainnya. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement