Ahad 09 Jan 2022 06:09 WIB

Menlu Taliban Kunjungi Iran Bahas Krisis Afghanistan

Sejauh ini kabinet pemerintahan Taliban diisi hanya oleh anggota atau loyalisnya saja

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Muhammad Fakhruddin
Menlu Taliban Kunjungi Iran Bahas Krisis Afghanistan. Menteri luar negeri di Kabinet baru yang dipimpin Taliban Afghanistan, Amir Khan Muttaqi,
Foto: AP/Muhammad Farooq
Menlu Taliban Kunjungi Iran Bahas Krisis Afghanistan. Menteri luar negeri di Kabinet baru yang dipimpin Taliban Afghanistan, Amir Khan Muttaqi,

REPUBLIKA.CO.ID,KABUL -- Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Mutaqqi melakukan kunjungan ke Iran, Sabtu (8/1/2022). Dia hendak bertemu pejabat-pejabat Iran untuk membahas pengungsi dan krisis ekonomi yang sedang dihadapi Afghanistan.

“Kunjungan (Mutaqqi) itu bertujuan untuk diskusi tentang masalah politik, ekonomi, transit dan pengungsi antara Afghanistan-Iran,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Taliban Abdul Qahar Balkhi lewat akun Twitter-nya, dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga

Iran sebenarnya belum mengakui pemerintahan Taliban sejak mereka berhasil menguasai kembali Afghanistan pada Agustus tahun lalu. Namun Teheran telah menyerukan Taliban untuk membentuk pemerintahan inklusif dan melibatkan seluruh elemen atau kelompok yang ada di Afghanistan. Sejauh ini kabinet pemerintahan Taliban diisi hanya oleh anggota atau loyalisnya saja.

Baru-baru ini PBB memuji Pakistan dan Iran karena telah membuka pintu serta menampung pengungsi Afghanistan. PBB menyerukan masyarakat internasional membantu kedua negara dalam merawat pengungsi. Badan Pengungsi PBB (UNHCR) mengapresiasi Pakistan karena telah mendata 1,4 juta pengungsi Afghanistan yang memasuki negara tersebut. Mereka yang terdata termasuk 200 ribu balita.

“UNHCR memuji Pakistan atas kampanye di seluruh negeri untuk memverifikasi dan memperbarui data serta mengeluarkan kartu identitas pintar (untuk pengungsi Afghanistan),” kata UNHCR dalam sebuah pernyataan, Selasa (4/1), dikutip media Pakistan, Dawn.

Pakistan sudah menerbitkan lebih dari 700 ribu kartu identitas pintar bagi pengungsi Afghanistan. Sisanya akan dicetak dan didistribusikan pada 2022. Kartu tersebut berisi data biometrik dan kompatibel dengan sistem yang digunakan di Pakistan untuk autentikasi. Kartu bakal berlaku hingga 30 Juni 2023.

Kartu identitas pintar akan memberikan para pengungsi akses yang lebih cepat dan lebih aman ke fasilitas kesehatan, pendidikan, serta layanan perbankan. DRIVE pun memungkinkan para pengungsi Afghanistan menandai kebutuhan perlindungan atau kerentanan tertentu. 

Sementara itu, Iran sudah menerima sekitar setengah juta pengungsi Afghanistan pada 2021. “Iran menjadi tuan rumah pengungsi yang murah hati selama beberapa dekade, meskipun situasi ekonomi mereka yang genting diperburuk oleh pandemi,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi.

“Karena situasi di Afghanistan masih rapuh, kita perlu memastikan mereka yang melarikan diri ke Iran bisa mendapatkan perlindungan serta bantuan yang mereka butuhkan,” ujar Grandi.

Iran telah menjadi tempat pelarian pengungsi Afghanistan selama lebih dari empat dekade. Di Iran, para pengungsi memiliki akses kesehatan, pendidikan, dan peluang mata pencaharian. Para pengungsi tersebar dari desa-desa hingga kota-kota besar di negara tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement