Ahad 09 Jan 2022 07:17 WIB

Kazakhstan Deklarasikan 10 Januari Hari Berkabung Nasional

Sebanyak 18 petugas keamanan dan 26 pengunjuk rasa meninggal dalam kerusuhan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ani Nursalikah
Kazakhstan Deklarasikan 10 Januari Hari Berkabung Nasional. Seorang pria mengambil foto jendela kios polisi yang dirusak oleh demonstran selama protes di Almaty, Kazakhstan, Rabu, 5 Januari 2022.
Foto: AP/Vladimir Tretyakov
Kazakhstan Deklarasikan 10 Januari Hari Berkabung Nasional. Seorang pria mengambil foto jendela kios polisi yang dirusak oleh demonstran selama protes di Almaty, Kazakhstan, Rabu, 5 Januari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, NURSULTAN -- Kazakhstan telah menyatakan 10 Januari sebagai hari berkabung nasional untuk menghormati mereka yang kehilangan nyawa karena protes besar-besaran di seluruh negeri. Menurut Kementerian Dalam Negeri, setidaknya 18 petugas keamanan dan 26 pengunjuk rasa telah kehilangan nyawa dalam kerusuhan tersebut.

“Sehubungan dengan banyaknya korban jiwa akibat peristiwa tragis di sejumlah wilayah negara, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev memutuskan mendeklarasikan 10 Januari 2022 sebagai hari berkabung nasional," ujar juru bicara presiden Berik Uali dilansir Anadolu Agency, Ahad (9/1/2022).

Baca Juga

Uali mengatakan keputusan terkait akan dipublikasikan di situs kepresidenan Akorda. Aksi protes pecah pada Ahad (2/1/2022), ketika pengemudi di kota Zhanaozen di wilayah Mangystau yang kaya minyak menggelar demonstrasi besar-besaran menentang kenaikan harga bahan bakar gas cair (LPG). Pada awal tahun pemerintah Kazakhstan mengumumkan kenaikan bahan bakar dua kali lipat dan menghapus subsidi bahan bakar.

Aksi protes kemudian menyebar ke kota Aktau. Protes juga terjadi di kota-kota barat, seperti Atyrau, Aktobe dan Oral, yang dikenal memiliki cadangan minyak dan gas alam. Aksi protes menyebar luas ke kota-kota lain di Kazakhstan dan berubah menjadi demonstrasi publik.

Para demonstran membakar mobil polisi, menyerbu gedung-gedung pemerintah, dan membakar istana presiden. Mereka juga menduduki bandara internasional di Almaty, serta menjarah pertokoan, perbankan, dan bisnis lainnya. Sejauh ini, 4.266 orang ditahan, termasuk warga negara tetangga. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement