Ahad 09 Jan 2022 09:07 WIB

Delapan Remaja Jadi Korban Kecelakaan, Ratusan warga Palestina Berduka

Meninggalnya remaja tersebut menjadi tragedi nasional di Palestina.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Delapan Remaja Jadi Korban Kecelakaan, Ratusan warga Palestina Berduka. Pemakaman delapan remaja Palestina yang meninggal dalam kecelakaan minibus saat dalam perjalanan kembali dari sebuah permukiman Israel, di Lembah Yordan, Jumat (7/1/2022). .
Foto: Al-Araby Al-Jadeed
Delapan Remaja Jadi Korban Kecelakaan, Ratusan warga Palestina Berduka. Pemakaman delapan remaja Palestina yang meninggal dalam kecelakaan minibus saat dalam perjalanan kembali dari sebuah permukiman Israel, di Lembah Yordan, Jumat (7/1/2022). .

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Ratusan warga Palestina mengambil bagian dalam pemakaman delapan pekerja remaja, Jumat (7/1/2022). Mereka meninggal dalam kecelakaan di jalan, saat dalam perjalanan kembali dari sebuah permukiman Israel, di Lembah Yordan.

Pemakaman mereka diadakan di desa Aqraba, sebelah timur Nablus. Prosesi ini dihadiri oleh perwakilan otoritas Palestina dan rekaman pidato belasungkawa oleh Presiden Palestina.

Baca Juga

Para remaja ini berusia antara 14 dan 17 tahun, dimana mereka semua berasal dari Aqraba. Menurut sumber lokal, mereka sedang dalam perjalanan kembali dari permukiman Israel Tomer di Lembah Yordan, yang dibangun di atas tanah pendudukan milik keluarga Palestina dari desa tersebut.

Dilansir di Al Araby, Ahad (9/1/2022), sebuah sumber mengonfirmasi mereka bepergian dengan kendaraan yang penuh sesak di jalan Israel, Kamis malam, ketika minibus mereka menabrak truk. Berita itu langsung mendominasi media dan platform online Palestina sejak Jumat pagi.

Perdana Menteri Palestina Mohammad Ishtayeh mengumumkan keluarga para remaja ini akan menerima bantuan bulanan dari dana kementerian urusan sosial. Seorang aktivis sosial dari Aqraba, Hamza Aqrabawi, mengatakan orang-orang Palestina datang dari seluruh Palestina yang bersejarah untuk memberi penghormatan dari Galilea hingga Hebron.

"Tragedi itu terasa di tingkat nasional. Terakhir kali desa kehilangan sejumlah pemuda dalam satu hari adalah pada 1948," ujarnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement