Ahad 09 Jan 2022 09:39 WIB

Pejabat AS: Rusia Bisa Terima Sanksi Diplomatik Terkait Ukraina

AS akan berusaha meningkatkan bantuan keamanan di wilayah Ukraina.

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Pejabat AS: Rusia Bisa Terima Sanksi Diplomatik Terkait Ukraina. Seorang tentara Rusia melihat melalui senapan snipernya selama latihan militer gabungan oleh Rusia, Tajikistan dan Uzbekistan di lapangan tembak Harb-Maidon sekitar 20 kilometer (sekitar 12 mil) utara perbatasan Tajikistan dengan Afghanistan, di Tajikistan, Selasa, 10 Agustus, 2021.
Foto: AP/Didor Sadulloev
Pejabat AS: Rusia Bisa Terima Sanksi Diplomatik Terkait Ukraina. Seorang tentara Rusia melihat melalui senapan snipernya selama latihan militer gabungan oleh Rusia, Tajikistan dan Uzbekistan di lapangan tembak Harb-Maidon sekitar 20 kilometer (sekitar 12 mil) utara perbatasan Tajikistan dengan Afghanistan, di Tajikistan, Selasa, 10 Agustus, 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) menegaskan Rusia dapat menghadapi tidak hanya sanksi ekonomi, namun juga diplomatik jika terjadi agresi terhadap Ukraina. 

Dilansir Tass, dalam sebuah laporan dari pejabat pemerintah AS, disebutkan bahwa Rusia dapat menghadapi sanksi keuangan, kontrol ekspor, dan terkait industri utama negara itu. Selain itu, Washington akan berusaha meningkatkan bantuan keamanan di wilayah Ukraina. 

Baca Juga

“Jika Rusia memilih jalan ini, kami lebih dari siap dan sepenuhnya selaras dengan mitra dan sekutu tentang perlunya mengenakan sanksi berat,” ujar pejabat pemerintah AS dilansir Tass, Ahad (9/1). 

Pembicaraan antara Rusia dan AS tentang jaminan keamanan dijadwalkan untuk digelar pada 10 Januari di Jenewa, Swiss. Moskow juga akan membahas keprihatinannya di bidang keamanan di Eropa pada 12 Januari pada pertemuan Dewan Rusia-NATO di Ibu Kota Brussel, Belgia dan pada pertemuan Dewan Tetap OSCE di Ibu Kota Wina, Rusia pada 13 Januari.

Baru-baru ini, klaim potensi invasi Rusia ke Ukraina telah sering terdengar di Ukraina dan negara-negara Barat. Juru bicara Pemerintah Rusia Dmitry Peskov menyebut laporan semacam itu sebagai eskalasi ketegangan yang kosong dan tidak berdasar, menggarisbawahi bahwa Rusia tidak menimbulkan ancaman bagi siapa pun. 

Peskov mencatat bahwa provokasi dapat terjadi untuk membenarkan klaim tersebut dan memperingatkan bahwa upaya tersebut akan menanggung konsekuensi yang paling serius. Menurutnya, Moskow mengerahkan semua upayanya untuk membantu Kiev menyelesaikan konflik, dengan mengikuti Perjanjian Minsk.

AS tidak menyetujui permintaan Rusia yang disebut menyiratkan pembatasan bagi negara-negara tertentu untuk bergabung dengan NATO atau bekerja sama dengan aliansi itu. Sumber dari pemerintah Amerika mengatakan ada beberapa hal dalam genggaman Rusia yang tidak akan pernah disetujui. 

“Bukan terserah Rusia untuk memutuskan dengan siapa mereka bisa bersekutu. Itu adalah keputusan hanya untuk negara-negara itu dan Aliansi itu sendiri,” jelas pejabat itu.

AS dilaporkan siap berdiskusi dengan Rusia terkait pembatasan ukuran dan ruang lingkup latihan militer, termasuk pembom strategis. Pejabat AS mengatakan dalam beberapa tahun terakhir, Rusia telah melakukan serangkaian latihan militer yang semakin besar dan lebih banyak di sepanjang perbatasan negara dengan sekutu NATO.

https://tass.com/world/1385153

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement