Ahad 09 Jan 2022 13:05 WIB

Kazakhstan Tahan 5.100 Orang Terkait Kerusuhan

Mereka yang ditahan menghadapi tuduhan pembunuhan dan kekerasan terhadap pejabat.

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Kazakhstan Tahan 5.100 Orang Terkait Kerusuhan. Prajurit Kazakh menjaga sebuah area di pusat kota Nur-Sultan, ibu kota Kazakhstan, 08 Januari 2022. Protes massal meletus di negara Asia Tengah itu pada hari-hari pertama tahun 2022, di tengah ketidakpuasan warga kota Zhanaozen dan Aktau di barat negara itu setelah kenaikan harga bahan bakar gas cair (LPG), yang banyak digunakan untuk mengisi bahan bakar mobil.
Foto: EPA-EFE/RADMIR FAHRUTDINOV
Kazakhstan Tahan 5.100 Orang Terkait Kerusuhan. Prajurit Kazakh menjaga sebuah area di pusat kota Nur-Sultan, ibu kota Kazakhstan, 08 Januari 2022. Protes massal meletus di negara Asia Tengah itu pada hari-hari pertama tahun 2022, di tengah ketidakpuasan warga kota Zhanaozen dan Aktau di barat negara itu setelah kenaikan harga bahan bakar gas cair (LPG), yang banyak digunakan untuk mengisi bahan bakar mobil.

REPUBLIKA.CO.ID, NUR SULTAN -- Lembaga penegak hukum Kazakhstan menahan lebih dari 5.100 orang yang mengambil bagian dalam aksi protes yang berujung bentrokan di sejumlah wilayah negara itu. 

“Saat ini ada 5.135 orang telah ditahan di seluruh Kazakhstan,” ujar laporan dari Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan, dilansir Tass, Ahad (9/1/2022). 

Baca Juga

Menurut Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan, ada 125 investigasi pra-persidangan yang dilakukan. Diantara sejumlah tuduhan adalah dalam kasus pembunuhan, kekerasan terhadap pejabat pemerintah, perampokan, dan pencurian. 

Pejabat Menteri Dalam Negeri Kazakhstan Yerlan Turgumbayev mengatakan gelombang kerusuhan yang terjadi di negara itu dalam beberapa waktu terakhir menyebabkan lebih dari 400 kendaraan rusak dan hancur. Sebanyak 346 kendaraan polisi juga termasuk yang hancur. 

Diantara pelaku kerusuhan dilaporkan telah menjarah lebih dari 100 fasilitas perdagangan besar dan bank di Kazakhstan. Aksi Pprotes yang meletus di beberapa kota negara itu dimulai pada 2 Januari dan terus meningkat menjadi kerusuhan massal, dengan gedung-gedung pemerintah digeledah di beberapa kota beberapa hari kemudian. 

Kekerasan juga menyebabkan sejumlah orang terluka, dengan korban jiwa dilaporkan. Presiden Kazakh Kassym-Jomart Tokayev meminta bantuan dari blok yang dipimpin Rusia, Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO).

Dari sana, pasukan penjaga perdamaian telah dikerahkan ke Kazakhstan. Pihak berwenang negara kemudian mengeluarkan pernyataan bahwa hukum dan ketertiban siap dipulihkan ke semua wilayah negara itu pada Jumat (7/1) lalu.

Namun, situasi Kazakhstan tetap berada dalam ketegangan. Tokayev mendeklarasikan 10 Januari sebagai hari berkabung nasional di republik ini.

https://tass.com/world/1385163

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement