REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Para pengunjuk rasa anti vaksin telah turun ke jalan-jalan di seluruh Eropa Barat sebagai protes terhadap persyaratan vaksin Covid-19 di negaranya. Sekitar 100 ribu orang berkumpul di Prancis saja untuk menentang apa yang mereka sebut rencana pemerintah untuk membatasi hak-hak orang yang tidak divaksinasi.
Dilansir dari Aljazirah, Ahad (9/1), di Paris, para pengunjuk rasa, banyak dari mereka tidak memakai masker, menerjang dingin dan hujan pada Sabtu (8/1). Mereka membawa plakat bertuliskan “Kebenaran”, “Kebebasan” dan “Tidak untuk persyaratan vaksin."
Beberapa juga menyasar Presiden Emmanuel Macron yang telah menyebabkan kegemparan pekan lalu ketika dia mengatakan dia ingin mengucilkan mereka yang tidak divaksinasi. Semua dengan cara membuat hidup mereka begitu rumit sehingga mereka akhirnya akan mendapatkan suntikan.
Para pengunjuk rasa membalasnya dengan mengadopsi bahasanya, meneriakkan "Kami akan membuatmu kesal". Protes datang ketika Prancis mencatat lebih dari 300 ribu infeksi Covid-19 dalam satu hari pada Jumat.
Majelis rendah negara itu pada Kamis menyetujui undang-undang pemerintah yang akan mengharuskan individu untuk membuktikan mereka sepenuhnya divaksinasi terhadap virus corona sebelum mereka dapat makan di luar, bepergian di kereta api antarkota atau menghadiri acara budaya. Pemerintah mengatakan mereka mengharapkan persyaratan baru akan dilaksanakan pada 15 Januari, meskipun legislator di Senat sekarang dapat menunda prosesnya.
Kementerian dalam negeri Prancis mengatakan 105.200 orang berpartisipasi dalam protes Sabtu di seluruh Prancis, 18 ribu di antaranya di ibu kota Paris, di mana polisi melaporkan 10 penangkapan dan tiga petugas terluka ringan. Di tempat lain ada 24 penangkapan dan tujuh petugas polisi luka ringan menurut kementerian.