REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan di Cyprus menemukan strain SARS-CoV-2 yang tampak seperti kombinasi varian Delta dan Omicron. Peneliti menyebut varian baru ini sebut sebagai Deltacron.
Profesor di bidang ilmu biologi dari University of Cyprus, Leondios Kostrikis, mengatakan varian Deltacron memiliki tanda genetik seperti Omicron di dalam genom Delta. Sejauh ini, Kostrikis dan tim telah menemukan 25 kasus Covid-19 akibat varian Deltacron.
"Kita akan melihat di masa mendatang, apakah strain ini lebih patologis atau lebih menular, atau apakah ia akan mengungguli (dibandingkan strain Delta dan Omicron)," jelas Kostrikis, seperti dilansir CNBC, Ahad (9/1/2022).
Temuan ini telah dilaporkan kepada GISAID yang merupakan basis data internasional untuk melacak virus. Kemunculan varian Deltacron ini terjadi di saat varian Omicron menyebar dengan cepat di berbagai penjuru dunia dan menyebabkan lonjakan Covid-19 kembali.
Varian Omicron dikenal pula sebagai B.1.1.529 dilaporkan pertama kali ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 24 November 2021. WHO mentapkan varian Omicron sebagai variant of concern per 26 November 2021.
Varian Delta ditetapkan sebagai variant of concern oleh WHO per 11 Mei 2021. Saat ini, varian Delta merupakan salah satu varian yang mendominasi di dunia.
WHO mengungkapkan ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk melindungi diri dari berbagai varian Covid-19. Salah satu di antaranya adalah menjaga jarak fisik dari orang lain setidaknya 1 meter.
Upaya lain yang dapat dilakukan adalah menggunakan masker berkualitas dengan benar. Jaga kebersihan tangan sesering mungkin dengan menggunakan hand sanitizer atau air dan sabun.
Hal lain juga perlu dilakukan adalah memastikan sirkulasi udara atau jendela di ruangan terbuka dengan baik. Biasakan pula untuk batuk atau bersin dengan menutup area mulut dan hidung menggunakan siku dalam atau tisu. Upaya yang tak kalah penting adalah vaksinasi.