Senin 10 Jan 2022 03:45 WIB

164 Orang Meninggal Selama Kerusuhan di Kazakhstan, Dua Anak Kecil

Dari jumlah korbam, 103 di antaranya meninggal di Almaty.

Kazakhstan menghadapi gelombang demonstrasi menyusul kenaikan harga bahan bakar.
Foto: STR/EPA
Kazakhstan menghadapi gelombang demonstrasi menyusul kenaikan harga bahan bakar.

REPUBLIKA.CO.ID, ALMATY -- Sebanyak 164 orang, termasuk dua anak kecil, meninggal saat kerusuhan yang disertai kekerasan berlangsung di Kazakhstan selama pekan lalu, Demikian dilaporkan Kementerian Kesehatan Kazakhstan, Ahad (9/1/2021), seperti dikutip kantor berita Rusia, Sputnik.

Rentetan demonstrasi mulai berlangsung pekan lalu untuk menentang kenaikan harga bahan bakar. Aksi unjuk rasa itu kemudian berkembang menjadi demonstrasi menentang pemerintah.

Baca Juga

Kemenkes mengatakan 103 orang meninggal di Almaty, kota utama Kazakhstan tempat kekerasan terjadi.Sementara itu, dari Almaty dilaporkan bahwa pihak berwenang Kazakhstan pada Ahad menyatakan telah mengendalikan situasi di seluruh negeri setelah negara itu dilanda kekerasan terbesar selama 30 tahun merdeka.

Para pejabat keamanan dan intelijen memberi pemaparan kepada Presiden Kassym-Jomart Tokayev bahwa mereka terus melancarkan "pembersihan", tindakan yang disebut Tokayev sebagai operasi besar-besaran kontraterorisme.

Pekan lalu, puluhan orang tewas, ribuan orang ditangkap, dan banyak gedung dibakar.Keadaan itu membuat Tokayev mengeluarkan perintah tembak mati dalam penanganan kerusuhan, yang ia katakan disebabkan oleh para bandit dan teroris.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement