Senin 10 Jan 2022 06:03 WIB

Bajak Laut Satroni Kapal SPOB Graha 21 di Perairan Morosi

Enam perompak yang menggunakan penutup wajah menaiki dan menyekap ABK SPOB Graha 21.

Personel Polairud melakukan patroli di lokasi perompakan Kapal SPON Graha 21 di wilayah Morosi.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Personel Polairud melakukan patroli di lokasi perompakan Kapal SPON Graha 21 di wilayah Morosi.

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Kepolisian dari Direktorat Patroli Airud Direktorat Polisi Air dan Udara (Polairud) Polda Sulawesi Tenggara, mengusut aksi perampokan di kapal atau bajak laut di perairan Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Kepala Sub Direktorat Patroli Airud Direktorat Polairud Polda Sultra Kompol Wahyu Adi Waluyo mengatakan, kejadian aksi bajak laut itu terjadi pada Kamis (6/1).

"Terkait perompakan, kita terima infonya Jumat (7/1) pagi. Pagi itu juga anggota sudah turun dan lakukan olah TKP. Untuk selanjutnya sementara masih kita lakukan penyelidikan," katanya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian perompakan terhadap Kapal SPOB Graha 21 di wilayah berlabuh jangkar, Perairan Morosi, Sultra sekitar 1,5 mil laut dari dermaga PT. Virtue Dragon Nickel Industry. Kronologi kejadian, pada Kamis (6/1) sekira pukul 21: 30 WITA, sebanyak enam orang perompak yang menggunakan penutup wajah (cebo) menaiki SPOB Graha 21 yang tengah berlabuh jangkar di Perairan Morosi, Sultra dengan menggunakan speed boat dengan ciri-ciri warna lambung putih dan mesin tempel pada lambung kiri.

Selanjutnya, empat orang perompak naik ke kapal dengan membawa senjata tajam berjenis golok, samurai, dan celurit. Sementara dua orang perompak lain berjaga di speed boat sambil berputar di sekeliling kapal lalu mengamati situasi.

Para perompak kemudian mengumpulkan seluruh anak buah kapal (ABK) berjumlah delapan orang untuk berkumpul di salon ABK. Perompak kemudian mengikat tangan dengan menggunakan tali plastik yang sudah di siapkan oleh perompak.

Sekira pukul 22.00 WITA para perompak menyuruh 2 orang ABK atas nama Asrul dan Zidan untuk hibob jangkar dan mengancam nakhoda untuk menggerakkan kapal ke arah Pulau Saponda, Sultra. Selama perjalanan para perompak mencoba untuk menutupi identitas kapal SPOB Graha 21 dengan cara mengecat nama kapal, tanda selar dan tulisan "No Smoking".

Pada hari Jumat 7 Januari 2022, sekira pukul 02:45 WITA, kapal berhenti dan mengapung dan ABK yang disuruh mengemudikan kapal disekap kembali ke salon ABK. Lalu, sekira pukul 03:15 WITA, ABK merasakan ada kapal yang bersandar di lambung kanan SPOB Graha 21.

Selanjutnya, sekira pukul 03:20 WITA, salah satu perompak membawa satu botol sampel berisi BBM jenis solar yang diduga merupakan muatan milik SPOB Graha 21 dan menunjukkan ke ABK bahwa BBM tersebut tidak laku dijual.

Para perompak kemudian mengambil barang-barang berharga milik kapal dan ABK yakni 12 buah telepon genggam milik ABK, laptop, alat navigasi, tiga buah jam tangan, lima unit pengisi daya telepon genggam, ayam Thailand, dan uang tunai senilai Rp 2 juta.

Sekira pukul 04.00 WITA, ABK SPOB Graha 21 baru mengetahui para perompak sudah meninggalkan kapal. Kemudian nakhoda kapal mengarahkan kapal menuju Perairan Morosi dan berlabuh jangkar kembali. Setelah berlabuh jangkar, sekira pukul 07.00 WITA, Nahkoda SPOB Graha 21 menghubungi ABK KP. BEO - 5013 atas nama BRIG Fajar untuk melaporkan kejadian tersebut.

Terkit kasus ini, kepolisian dari Direktorat Patroli Airud Direktorat Polisi Air dan Udara (Polairud) Polda Sulawesi Tenggara telah melakukan olah TKP untuk mengejar para pelaku.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement