REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asisten pelatih Juventus Marco Landucci merasakan setiap emosi yang muncul dalam kemenangan Nyonya Tua atas AS Roma, Senin (10/1/2022) dini hari WIB. Bianconeri tertinggal 1-3 setelah satu jam. Namun, Juventus mencetak tiga gol dalam tujuh menit untuk membalikkan skor menjadi 4-3. Juventus pun pulang ke Turin dengan membawa tiga poin penting.
Berbicara dalam sebuah wawancara dengan DAZN setelah pertandingan, Landucci mengaku sangat emosional dalam kemenangan mendebarkan atas Roma. "Ketika Anda menang, segalanya jauh lebih menakjubkan. Gol Locatelli mengembalikan semangat kami dan kami berhasil membalikkan keadaan," kata Landucci dikutip dari Football Italia.
"Senang dengan gol De Sciglio, kami menunjukkan karakter. Pendekatan tidak banyak berguna, Anda harus menunjukkannya di lapangan,"kata dia.
Landuzzi mengaku kehilangan 5-6 tahun hidupnya jika laga Juventus selalu berakhir seperti melawan Roma. Sebab, pertandingan ini menguras emosi dan membuat jantung berdetak kencang.
Landucci, yang menggantikan Massimiliano Allegri yang harus menjalani sanksi larangan karena komentar ofensifnya terhadap wasit, berbicara tentang pertumbuhan tim dalam pertandingan dan masalah lini pertahanan. Dia mengakui Juventus memulai dengan rasa takut. Sebab, Juventus ingin menerapkan permainan ofensif tetapi malah kebobolan gol dari bola mati. Tim kemudian mengubah sesuatu di babak kedua karena kesulitan mencetak gol.
"Sayang sekali tentang gol kedua, kami membuang bola, itu sering terjadi, itu bukan kebetulan. Kemudian kami melakukannya dengan baik. Gol kedua membantu kami dan memberi kami kepercayaan diri," kata dia.
Landucci tak mau mengungkapkan siapa yang memilih pemain pengganti dalam pertandingan tersebut. Sebab, masuknya Alvaro Morata pada menit ke-63 menggantikan Moise Kean menjadi penentu kemenangan Juventus. Aksi-aksi Morata berujung tiga gol comeback Juventus. "Rahasia, kami tidak bisa mengatakannya. Kami semua staf yang bekerja bersama," ujarnya.