Senin 10 Jan 2022 12:50 WIB

Ribuan Rumah Rohingya di Kamp Pengungsian Bangladesh Hangus Terbakar

Sebanyak 5.000 pengungsi Rohingya kehilangan tempat tinggal akibat kebakaran kamp

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Suasana kamp pengungsi Rohingya Balukhali, Bangladesh,
Foto: Altaf Qadri/AP
Suasana kamp pengungsi Rohingya Balukhali, Bangladesh,

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Ribuan pengungsi Rohingya telah kehilangan tempat tinggal setelah kebakaran menghanguskan sebagian kamp mereka di tenggara Bangladesh. Juru bicara Batalyon Polisi Bersenjata, Kamran Hossain mengatakan, sekitar 1.200 rumah hangus terbakar pada Ahad (9/1/2022).

Hossain mengatakan, api mulai muncul di Kamp 16 dan menjalar dengan cepat ke bangunan yang terbuat dari bambu dan terpal. Insiden kebakaran itu menyebabkan lebih dari 5.000 orang kehilangan tempat tinggal.

Baca Juga

"Api mulai menyala pada pukul 16:40 waktu setempat dan berhasil dikendalikan sekitar pukul 18:30," ujar Hossain, dilansir Aljazirah, Senin (10/1/2022).

Seorang pejabat pemerintah Bangladesh yang bertanggung jawab atas pengungsi, Mohammed Shamsud Douza, mengatakan, pekerja darurat telah mengendalikan api. Hingga kini penyebab kebakaran belum diketahui.

Seorang pengungsi Rohingya, Abdur Rashid, mengatakan, api begitu besar sehingga dia lari menyelamatkan diri. Tempat tinggal dan seluruh barang milik Rashid musnah dilalap api.

“Semua yang ada di rumah saya terbakar. Bayi dan istri saya sedang keluar. Ada banyak barang di rumah," ujar Rashid.

Rashid mengatakan, uang tabungan yang dia kumpulkan dengan susah payah juga terbakar habis. Rashid bekerja sebagai buruh harian dengan pendapatan sekitar 30 ribu taka atau 350 dolar AS.

“Saya mendapatkan upah 30.000 taka atau 350 dolar AS dari bekerja sebagai buruh harian. Uangnya hangus terbakar. Saya telah kehilangan mimpi saya," kata Rashid. 

Pada Maret 2021 lalu, 15 orang tewas dan sekitar 50.000 orang lainnya kehilangan tempat tinggal di Bangladesh, setelah kebakaran besar menghancurkan pemukiman pengungsi Rohingya. Seorang pengungsi, Mohammad Yasin mengeluhkan kurangnya peralatan keselamatan kebakaran di kamp-kamp.

“Kebakaran sering terjadi di sini. Tidak mungkin kami bisa memadamkan api.  Tidak ada air. Rumah saya terbakar.  Banyak dokumen yang saya bawa dari Myanmar juga dibakar. Dan di sini dingin,” kata Yasin.

Kobaran api lainnya mengoyak pusat perawatan Covid-19 untuk pengungsi di kamp pengungsi lain pada pekan lalu. Tragedi kebakaran itu tidak menimbulkan korban jiwa.

Bangladesh dipuji karena menerima pengungsi  Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar dan melintasi perbatasan. Tetapi hanya sedikit pengungsi yang dapat tinggal di rumah permanen.

Baca: Swiss Larang Tentara Pakai Aplikasi Pesan Asal AS dari Whatsapp Hingga Telegram

Baca: Awalnya Berdalih Mengawasi, Kini AS Malah Bangun Kilang Minyak di Suriah

Pengungsi Rohingya dari Myanmar telah bertahun-tahun berlayar ke beberala negara ASEAN, seperti Malaysia, Thailand, dan Indonesia untuk mencari perlindungan. Bulan lalu, Indonesia mengizinkan sebuah kapal pengungsi Rohingya untuk berlabuh, setelah ada seruan dari organisasi bantuan untuk mengizinkan kapal tersebut mencari perlindungan. 

Baca: Bayang-Bayang Kuasa Mantan Presiden di Balik Kekacauan Kazakhstan

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement