REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) tentang rencana kerja sama optimalisasi fasilitas Terminal Multipurpose Kuala Tanjung, Kawasan Ekonomi Khusus (KEI) Sei Mangkei, dan angkutan barang menggunakan kereta api.
“Kolaborasi BUMN ini membangun ekosistem transportasi logistik di Belawan, Sei Mangkei, dan Kuala Tanjung dengan moda transportasi kereta api,” kata Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo dalam pernyataan tertulisnya, Senin (10/1/2022).
Penandatanganan MoU tersebut dilakukan oleh Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo, Direktur Strategi Pelindo Prasetyo, dan Direktur Utama Holding PTPN III Mohammad Abdul Ghani. Penandatanganan juga disaksikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir di Medan, Sabtu (8/1/2022).
Didiek menuturkan, MoU tersebut sebagai komitmen dan landasan untuk melaksanakan penjajakan atas rencana kerja sama. Khususnya daam rangka optimalisasi Terminal Multipurpose Kuala Tanjung, KEK Sei Mangkei, dan angkutan barang menggunakan kereta api.
Dengan terintegrasinya kawasan industri dengan pelabuhan melalui transportasi kereta api, Didiek mengatakan maka akan tercipta distribusi logistik yang efektif dan efisien. Selain itu juga mendukung program Pemerintah dalam mengurangi biaya logistik nasional.
Saat ini jalur kereta api KEK Sei Mangkei-Kuala Tanjung masih dalam persiapan. “KAI akan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait agar jalur tersebut dapat siap digunakan,” tutur Didiek.
Dia menegaskan, dengan menggunakan kereta api, maka angkutan barang menjadi lebih efisien karena kapasitas angkutnya yang besar. Didiek menilai, manfaat lain angkutan barang menggunakan kereta api yaitu dapat mengurangi potensi kerusakan jalan raya dan lebih ramah lingkungan.
Salah satu inovasi yang akan dilakukan untuk angkutan barang pada jalur tersebut yaitu dengan melakukan pipanisasi dari Terminal Sei Mangkei menuju kawasan pabrik dan dari Stasiun Kuala Tanjung menuju tangki timbun di pelabuhan. Didiek mengatakan, upaya tersebut akan dapat mengefisiensi pola layanan dimana sebelumnya menggunakan trucking.
Didiek berharap, sinergi BUMN tersebut akan mampu memacu kinerja Angkutan Barang KAI, khususnya di Divre I Sumatera Utara. Pada 2021 lalu, lanjut Didiek, KAI mengangkut 702.430 ton barang di Divre I Sumatera Utara. Komoditi utama angkutan barang di Divre I yaitu angkutan BBM, petikemas, CPO, dan sebagainya.
“KAI akan terus menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak demi mendorong kelancaran angkutan logistik. Semoga kolaborasi ini dapat berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia, khususnya di wilayah Sumatra Utara,” jelas Didiek.