Senin 10 Jan 2022 16:48 WIB

Indonesia akan Hadapi Gelombang Omicron, Menkes Minta tak Panik

Pemerintah daerah diminta menyiapkan fasilitas kesehatan untuk antisipasi omicron.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Friska Yolandha
Petugas kesehatan melakukan tes usap COVID-19 kepada seorang warga saat tes massal di Kelurahan Krukut, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, Senin (10/1/2022). Tes usap yang dilakukan kepada 500 warga Krukut tersebut menindaklanjuti ditemukannya 36 kasus COVID-19 di wilayah itu di mana satu di antaranya suspek varian Omicron.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Petugas kesehatan melakukan tes usap COVID-19 kepada seorang warga saat tes massal di Kelurahan Krukut, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, Senin (10/1/2022). Tes usap yang dilakukan kepada 500 warga Krukut tersebut menindaklanjuti ditemukannya 36 kasus COVID-19 di wilayah itu di mana satu di antaranya suspek varian Omicron.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, Indonesia akan menghadapi gelombang kasus akibat varian omicron. Ia menyebut, meskipun kenaikan transmisi omicron ini akan jauh lebih tinggi daripada varian delta, angka perawatan di rumah sakit akan jauh lebih sedikit.

Karena itu, Menkes meminta seluruh masyarakat agar tak panik terhadap potensi lonjakan kasus akibat varian ini.

Baca Juga

“Kita akan menghadapi gelombang dari omicron ini, tidak usah panik. Kita sudah mempersiapkan diri dengan baik dan pengalaman menunjukkan bahwa walaupun naiknya cepat, tapi gelombang omicron ini turunnya pun cepat,” ujar Menkes Budi saat konferensi pers di Kantor Presiden seusai rapat terbatas, Senin (10/1/2022).

Budi pun mengingatkan agar masyarakat tetap disiplin menjaga protokol kesehatan serta segera mendapatkan vaksinasi. Sementara pemerintah diminta untuk meningkatkan upaya surveillance.

Ia menjelaskan, dari 414 kasus omicron di Indonesia saat ini, hanya dua orang yang masuk kategori sedang atau membutuhkan perawatan oksigen. Keduanya berusia 58 tahun dan 47 tahun yang sama-sama memiliki komorbid. Sementara sebanyak 26 persen atau 114 dari 414 kasus telah dinyatakan sembuh, termasuk dua orang yang masuk kategori sedang.

“Jadi, kesimpulannya memang walaupun omicron ini cepat transmisinya, tapi relatif lebih ringan dari severity atau keparahannya,” kata dia.

Menkes Budi menyebut, Kemenkes akan menggeser strategi layanannya dari yang sebelumnya fokus ke rumah sakit menjadi fokus ke rumah-rumah. Hal ini dilakukan karena angka perawatan di rumah sakit dari kasus omicron ini jauh lebih sedikit.

Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, sistem kesehatan di Indonesia saat ini telah siap menghadapi lonjakan kasus akibat varian omicron. Kendati demikian, ia menekankan bahwa langkah pencegahan masih menjadi kunci utama menghindari penularan.

“Perlu saya tegaskan kembali bahwa sistem kesehatan kita hari ini cukup siap menghadapi adanya varian baru yang kembali mengancam kehidupan kita,” ujar dia.

Selain itu, pemerintah juga meminta seluruh daerah agar menyiapkan fasilitas rumah sakit dan instalasi terpusat sedini mungkin.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement