Selasa 11 Jan 2022 00:45 WIB

Nahas, 23 Warga Sragen Jadi Korban Jebakan Tikus

Jebakan tikus yang dibuat mengandung aliran listrik menyebabkan 23 warga meninggal.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Agus Yulianto
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, saat diwawancara wartawan di Desa Bendungan, Kecamatan Kedawung, Sragen, Jawa Tengah, Senin (10/1).
Foto: Republika/Binti Sholikah
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, saat diwawancara wartawan di Desa Bendungan, Kecamatan Kedawung, Sragen, Jawa Tengah, Senin (10/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SRAGEN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen, Jawa Tengah, konsen terhadap penanganan hama tikus di lahan pertanian. Namun, ironisnya sampai saat ini sudah ada 23 warga yang menjadi korban jebakan tikus beraliran listrik di lahan pertanian Kabupaten Sragen sejak tahun lalu.

Hal itu dikatakan Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, saat memberikan sambutan di acara kunjungan kerja Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, di Desa Bendungan, Kecamatan Kedawung, Sragen, Senin (10/1).

Bupati mengatakan, selain persoalan pupuk, masalah hama tikus menjadi perhatian Pemkab Sragen dalam bidang pertanian. Sebab, sudah 23 warga Kabupaten Sragen yang meninggal dunia akibat terkena jebakan tikus beraliran listrik. Hal itu menjadi kendala sendiri bagi para petani dalam mengelola lahannya.

"Untuk itu, kami mohon solusinya, saran dan masukan dari Pak Menteri barangkali ada teknologi lebih efektif untuk pengendalian tikus. Karena tikus sangat merugikan petani," ucap Kusdinar di acara tersebut.

Lantaran sudah banyak warga Sragen yang terkena jebakan tikus beraliran listrik, lanjutnya, maka ancaman pidana tidak akan menyelesaikan masalah. Oleh sebab itu, perlu dicari sistem untuk mengatasi persoalan tersebut.

"Saya tadi sudah bicarakan dengan Pak Kapolres, dengan Pak Menteri sebagai fasilitator, juga dengan PLN apakah ini nanti harus kita atur sedemikian rupa aliran listriknya atau waktunya atau bagaimana kita belum bikin konsep itu," terang Kusdinar kepada wartawan seusai acara.

Menurutnya, Menteri Syahrul sempat melontarkan ide terkait aliran listrik dipasang dari AC ke DC. Sehingga bisa mematikan tikus, tetapi tidak mematikan manusia. Dia juga memastikan bakal membuat rancangan peraturan mengenai pengendalian hama tikus agar tidak lagi memakan korban jiwa.

"Saya perlu waktu untuk membuat rancangan itu semua termasuk dengan teman-teman DPRD. Mudah-mudahan nanti ada Perda juga sehingga bisa menguatkan," pungkasnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement