Senin 10 Jan 2022 23:26 WIB

Maluku Tenggara Fokus Tingkatkan Kualitas Kopra

Kopra sesuai SNI yaitu berwarna merah, garing dan kadar air di bawah 10 persen.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja memperlihatkan jenis kopra putih saat proses jemur (ilustrasi). Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) terus berupaya untuk meningkatkan mutu dan kualitas kelapa kering (kopra) yang diproduksi kelompok tani maupun perorangan.
Foto: Antara/Akbar Tado
Pekerja memperlihatkan jenis kopra putih saat proses jemur (ilustrasi). Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) terus berupaya untuk meningkatkan mutu dan kualitas kelapa kering (kopra) yang diproduksi kelompok tani maupun perorangan.

REPUBLIKA.CO.ID, LANGGUR -- Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) terus berupaya untuk meningkatkan mutu dan kualitas kelapa kering (kopra) yang diproduksi kelompok tani maupun perorangan di wilayah terluar Provinsi Maluku tersebut.

"Kalau berbicara tentang kelapa, maka potensinya sangat besar untuk dikembangkan di wilayah Malra, lebih khusus di wilayah Pulau Kei Besar, sehingga harapannya dapat menyejahterakan masyarakat, lebih khusus petani," kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Malra, Irene Farneubun di Langgur, Senin (10/1/2022).

Baca Juga

Sebagian besar masyarakat di Pulau Kei Besar sudah sejak dulu hidup dari tanaman pohon kelapa. Salah satunya dengan pembuatan kopra secara tradisional atau manual yakni dengan cara pengasapan. Hal tersebut membuat mutu dan kualitas kopra yang diinginkan pasar saat ini masih jauh dari harapan, sehingga dapat mempengaruhi harga kopra petani.

"Oleh karena itu, kami terus mendukung kelompok tani maupun petani perorangan dengan melakukan pendampingan maupun sosialisasi kepada mereka, baik itu budidaya, produksi hingga pemasaran," terang Irene.

Irene merinci, untuk budidaya terhitung sejak 2013 sampai sekarang, sudah 9.000 hektare lahan yang dibantu untuk peremajaan kelapa. Hal ini diperlukan untuk menjaga produktifitas buah kelapa milik petani.

Untuk pengolahan maupun produksi kopra, sudah ada empat titik di pulau Kei Besar yakni Ohoi Soinrat, Ohoi Wetuar, Ohoi Renfaan dan Hollat untuk adanya mesin pengolahan secara tradisional.

Namun, itu belum cukup untuk mencakup semua petani di Malra khususnya di Kei Besar, sehingga pendampingan dilakukan DKPP kepada mereka untuk bagaimana menghasilkan kopra berkualitas sekalipun dengan cara manual. "Kopra yang berkualitas sesuai standar SNI yaitu harus berwarna merah, garing dan kadar air di bawah 10 persen, itu menjadi harapan kita untuk dicapai oleh mayoritas petani kita, sehingga dengan sendirinya harga yang diperoleh juga memuaskan," jelasnya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement