REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Perusahaan infrastruktur telekomunikasi, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk menghimpun pendanaan dari initial public offering (IPO) senilai Rp 18,8 triliun. Adapun aksi koperasi tersebut dilakukan anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk ini pada November 2021 lalu.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan dari dana Rp 18,8 triliun yang berhasil dihimpun tersebut, 40 persen akan digunakan belanja modal (capex) organik atau pembangunan infrastruktur, 50 persen digunakan kegiatan akuisisi menara, sisanya digunakan kegiatan pendukung lainnya.
"Dari IPO, kami berhasil mendapatkan dana segar Rp 18,8 triliun. Saat ini market capitalization Mitratel sebesar Rp 69,3 triliun. Dari fundraising yang kita dapatkan, tentunya ini pengembangan Mitratel saat ini dan ke depan," ujarnya saat konferensi pers, Senin (10/1/2022).
Berbekal pengalaman bisnis menara telekomunikasi sejak 2008, Teddy mengungkapkan pada September 2021 lalu jumlah menara yang dikelola Mitratel ada sebanyak 28.076 unit. Dari jumlah tersebut, 57 persen atau 16.150 unit menara tersebut tersebar di luar Pulau Jawa.
“Adanya tren pertumbuhan pengguna internet yang semakin menyebar ke seluruh Indonesia, keberadaan tower Mitratel di luar Pulau Jawa saya yakini bisa membantu ekspansi perusahaan-perusahaan digital ke wilayah baru yang potensial. Di Pulau Jawa sendiri, jumlah jaringan tower kami sejumlah 11.929 menara,” ungkapnya.
Menurutnya pada tahun ini perusahaan memiliki empat strategi untuk menjaga pertumbuhan bisnis menara. Pertama, memperbesar kontribusi pertumbuhan bisnis organik dengan cara menggenjot layanan built to suit (B2S) dan kolokasi menara dari operator jaringan seluler (MNO) yang menjadi klien perusahaan.
Kedua, melanjutkan aksi merger dan akuisisi (M&A) aset menara dari Telkomsel maupun mengakuisisi saham perusahaan menara yang lebih kecil. Ketiga, Mitratel akan melakukan ekspansi dengan menyediakan beberapa layanan baru.
“Saat ini kami tengah mengembangkan portfolio layanan infrastruktur digital lengkap bagi operator termasuk melakukan fiberisasi menara, mengaplikasikan infrastructure as a service sehingga kami bisa menyediakan jaringan IoT bagi pelanggan non-MNO, serta ekspansi ke penyediaan small cells sehingga bisa memberikan solusi infrastruktur pemanfaatan 5G,” ucapnya.
Terakhir, Mitratel akan terus meningkatkan efisiensi belanja modal dan biaya operasional perusahaan, sehingga bisa meningkatkan profitabilitas serta menambah arus kas.