Senin 10 Jan 2022 23:36 WIB

Kabupaten Penajam Dorong Warga Diversifikasi Pangan

Konsumsi beras masyarakat Penajam Paser Utara mengalami penurunan.

Pedagang menata singkong yang dijual (ilustrasi). Warga Penajam didorong untuk mendiversifikasi pangan.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Pedagang menata singkong yang dijual (ilustrasi). Warga Penajam didorong untuk mendiversifikasi pangan.

REPUBLIKA.CO.ID, PENAJAM -- Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, menekan konsumsi beras di daerah itu melalui diversifikasi pangan dengan mendorong masyarakat setempat mengonsumsi pangan lokal, khususnya umbi-umbian dan jagung.

"Konsumsi beras berhasil diturunkan dari 113 menjadi 89,9 per kilogram per kapita," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Penajam Paser Utara, Surito Widarie di Penajam, Senin (10/1/2022).

Baca Juga

Sebelumnya, ujar dia, kebutuhan beras di Kabupaten Penajam Paser Utara tercatat mencapai 17.000 ton per tahun, tetapi saat ini mengalami penurunan hingga menjadi 15.791 ton per tahun.

Berdasarkan hasil survei konsumsi beras secara nasional mengalami penurunan, pemerintah pusat berhasil menekan tingkat konsumsi beras melalui program diversifikasi pangan. Surito menjelaskan, pemerintah pusat dan pemerintah provinsi serta kabupaten/kota, gencar melakukan sosialisasi produk pangan lainnya yang memiliki kandungan karbohidrat cukup tinggi.

"Konsumsi beras masyarakat Penajam Paser Utara mengalami penurunan, karena kami gencar mengampanyekan diversifikasi pangan," ucap Surito.

"Kita memberikan edukasi kepada masyarakat terkait dengan produk pangan lainnya seperti umbi-umbian dan jagung," jelas Surito.

Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Penajam Paser Utara terus berupaya menurunkan konsumsi beras, secara perlahan mendorong masyarakat mengonsumsi umbi-umbian dan jagung. Ia mencontohkan, hidangan nasi tiwel pangan dari Jawa yang berbahan dasar ubi jalar dinilai harus dipertahankan dan jangan menganggap pangan yang tidak bermartabat.

Pemerintah pusat dan pemerintah provinsi, kabupaten/kota melakukan diversifikasi pangan untuk menurunkan konsumsi beras bertujuan memperkokoh ketahanan pangan nasional. Masyarakat di Indonesia, lanjutnya, masih menjadikan beras sebagai produk pangan utama, padahal masih banyak pangan alternatif yang memiliki kandungan karbohidrat.

 

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement