REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kementerian Kesehatan Palestina memperingatkan penyebaran varian omicron di Jalur Gaza. Penyebaran varian omicron dapat berlangsung cepat di Gaza, karena kekurangan peralatan medis yang dibutuhkan.
Sejauh ini, sekitar 291 orang telah terinfeksi varian omicron di Gaza. Direktur Pengobatan dan Pencegahan Kementerian Kesehatan Palestina, Magdi Duhair, mengatakan, pasien yang tertular omicron berasal dari Gaza dan tidak ada yang kembali ke Jalur Gaza setelah bepergian.
"Artinya masih banyak kasus yang belum terungkap," kata Duhair, dilansir Middle East Monitor, Selasa (11/1/2022).
Duhair mengatakan, Kementerian Kesehatan mengerahkan upaya untuk mengidentifikasi sumber infeksi dan mengendalikan penyebaran Covid-19 terutama varian omicron. Duhair mengatakan, alat laboratorium yang diperlukan untuk menguji varian omicron telah tersedia.
"Tetapi akan ada krisis jika virus menyebar tiba-tiba dan Israel tidak mengizinkan alat pengujian yang sangat dibutuhkan di Gaza," ujar Duhair.
Sebelumnya, pada Desember 2021 lalu Kementerian Kesehatan Palestina telah mengidentifikasi kasus pertama varian omicron di Jalur Gaza. Pengidap virus itu adalah warga Gaza yang terinfeksi di wilayah pesisir.
Baca: Nepal Tutup Sekolah 3 Pekan Buntut Kasus Covid-19 Meninggi
Baca: Menlu Israel Positif Covid-19 Saat Negaranya Bersiap Hadapi Omicron dengan Dosis 4 Vaksin
Gaza yang berpenduduk 2,2 juta orang telah mencatat 189.837 kasus infeksi Covid-19 dan 1.691 kematian. Duhair mendesak warga Gaza untuk divaksin. Sejauh ini, sekitar 40 persen dari total populasi di Gaza telah menerima vaksinasi Covid-19.
Baca: Australia tak Mau Lockdown, Memilih Lewati Wabah Covid-19 Omicron