Selasa 11 Jan 2022 11:53 WIB

Norwegia Gunakan Ulang Pakaian Dalam Bagi Peserta Wajib Militer

Norwegia kekurangan pasokan pakaian dalam karena pandemi Covid-19

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Pakaian dalam, ilustrasi
Foto: gloss.com
Pakaian dalam, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, COPENHAGEN -- Peserta wajib militer di Norwegia telah diperintahkan untuk mengembalikan pakaian dalam, bra, dan kaus kaki setelah akhir dinas militer. Pengembalian itu dilakukan agar kelompok rekrutan wajib militer berikutnya dapat menggunakannya kembali.

Militer Norwegia mengatakan pada Senin (10/1/2022) bahwa mereka sedang berjuang dengan berkurangnya pasokan, sebagian karena pandemi. Organisasi Logistik Pertahanan Norwegia mengatakan situasi persediaan sedang menantang.

Baca Juga

"Langkah ini diperlukan karena memberikan Angkatan Bersenjata dengan volume garmen yang lebih besar yang tersedia untuk tentara baru yang memulai layanan awal mereka," kata lembaga itu.

Juru bicara Organisasi Logistik Pertahanan Norwegia Hans Meisingset mengatakan bahwa dengan pemeriksaan dan pembersihan yang tepat, penggunaan kembali pakaian dianggap sebagai praktik yang memadai dan sehat. Sampai saat ini, sekitar 8.000 pria dan perempuan muda yang setiap tahun melakukan wajib militer mengembalikan pakaian luar tetapi diizinkan meninggalkan barak dengan pakaian dalam dan kaus kaki.

Meisingset mengatakan pandemi bukan satu-satunya alasan mengapa stok garmen rendah untuk beberapa item. Kekurangan juga tergantung pada keuangan, kontrak, dan masalah lainnya.

Majalah pertahanan nasional Norwegia anggota NATO, Forsvarets Forum, melaporkan bahwa itu bukan pertama kalinya Angkatan Bersenjata berjuang dengan kekurangan seperti itu. Juru bicara serikat pekerja Eirik Sjoehelle Eiksund mengatakan, hal itu telah menjadi masalah yang berulang selama bertahun-tahun. Pada Juni 2020, sepertiga pakaian dan perlengkapan tentara hilang.

"Setahun yang lalu, kami melihat kekurangan yang persis sama dalam pakaian yang kami lihat sekarang, dan awal musim gugur ini, ukuran alas kaki terbesar dan terkecil hilang," kata Eiksund.

Baca: Nepal Tutup Sekolah 3 Pekan Buntut Kasus Covid-19 Meninggi

Baca: Menlu Israel Positif Covid-19 Saat Negaranya Bersiap Hadapi Omicron dengan Dosis 4 Vaksin

Eiksund menambahkan bahwa dia yakin itu karena kesalahan dalam sistem di sekitar pemesanan dan pengiriman. Layanan wajib militer untuk pria dan perempuan di Norwegia dan berlangsung antara 12 dan 19 bulan. 

Baca: Australia tak Mau Lockdown, Memilih Lewati Wabah Covid-19 Omicron

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement