REPUBLIKA.CO.ID, AGAM -- Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) yang masuk ke kandang jebak milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatra Barat (BKSDA Sumbar) di Maua Hilia, Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Salareh Aia, Kabupaten Agam, Provinsi Sumbar, berkelamin betina dengan usia tiga sampai lima tahun. Harimau tersebut ditangkap lantaran mengincar hewan ternak warga.
"Berdasarkan identifikasi awal yang dilakukan tim medis Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya, Yayasan Arsarl, harimau itu berkelamin betina dengan usia tiga sampai lima tahun," kata Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Agam, Ade Putra di Lubukbasung, Kabupaten Agam, Selasa (11/1).
Dia mengatakan, evakuasi satwa dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekositemnya yang berjalan dengan baik. Evakuasi dibantu oleh anggota Polsek Palembayan, Koramil 11 Palembayan, perangkat Nagari Salareh Aia dan warga sekitar. "Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan, mulai penanganan konflik sampai evakuasi satwa," kata Ade.
Dia mengatakan, penanganan konflik selama 41 hari itu dilakukan setelah anak sapi milik Rano (38 tahun) dimangsa harimau pada 30 November 2021. Setelah itu, petugas BKSAD melakukan identifikasi lapangan, mencari keberadaan satwa berupa jejak, kaki dan kotoran.
Pada Rabu (22/12), menurut Ade, Resor KSDA Agam memasang kandang jebak di lahan perkebunan kelapa sawit milik warga. "Warga setempat mengetahui satwa itu masuk kandang jebak, Senin (10/1) sekitar pukul 14.00 WIB," kata Ade.
Dokter hewan di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya Yayasan Arsarl, drh Daniel Hot Asih Sianipar menambahkan, kesehatan harimau saat dievakuasi dalam kondisi baik. Namun, pihaknya belum bisa memastikan kesehatan, karena perlu pemeriksaan lebih lanjut. "Harimai kondisi baik saat dievakuasi dari kandang jebak ke kandang angkut," katanya.
Wali Nagari Salareh Aia, Iron Maria Edi mengucapkan, terima kasih kepada BKSDA Sumbar melalui Resor Agam yang telah menindaklanjuti laporan konflik manusia dengan satwa liar." Tim Resor KSDA Agam langsung menindaklanjuti laporan yang saya sampaikan setelah anak sapi warga dimangsa harimau," katanya.
Dengan telah ditangkapnya harimau tersebut, sambung dia, warga tidak ketakutan lagi saat pergi ke kebun untuk memanen tandan buah segar kelapa sawit, pinang dan jagung. Selama ini, menurut Iron, warga ketakutan, sehingga mereka tidak ke kebun sekitar satu bulan.