REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Lebih dari 1.700 orang yang bertugas di Kongres Amerika Serikat (AS) memiliki manusia sebagai properti atau budak. Anggota parlemen yang memiliki budak bertekad untuk mewakili 37 negara bagian yang berbeda.
Laporan dari Washington Post menyebut, secara keseluruhan 1.715 kasus anggota parlemen yang memiliki orang sebagai budak ditemukan dari abad ke-18 hingga ke-20. Studi ini mengkaji sensus dan catatan sejarah lainnya untuk menyusun temuannya.
Anggota Kongres itu membentang luas dari kemapanan politik Amerika dan mewakili lebih dari 60 partai, termasuk Partai Republik dan Demokrat. Sedangkan lainnya dari partai-partai yang kurang dikenal termasuk Federalis, Whig, Unionis, Populis, Progresif, dan Prohibitionists.
Akan tetapi, Partai Demokrat memiliki jumlah anggota parlemen tertinggi pada satu titik sebagai pemilik budak. Surat kabar itu menemukan 606 kasus perbudakan yang dilakukan. Ada sekitar 481 anggota Kongres dari Partai Republik yang diidentifikasi sebagai pemilik budak.
"Sangat sedikit pengakuan tentang tingkat perbudakan, institusi celaka itu, yang membentuk Capitol," ujar Senator Demokrat Corey Booker yang merupakan orang kulit hitam keempat yang terpilih untuk bertugas di Senat AS.
"Di sekitar Anda, Capitol itu sendiri, dibentuk oleh warisan yang tidak sepenuhnya kami ketahui atau tidak sepenuhnya kami akui," katanya dikutip dari Anadolu Agency.
Beralih ke Gedung Putih, analisis menentukan 12 dari 18 presiden AS pertama memiliki orang sebagai budak, termasuk delapan yang menjadi pemilik budak selama kepresidenan mereka. Laporan ini juga menetapkan 3.166 anggota kongres tidak memiliki budak ke dalam database.
Ada sekitar 677 anggota kongres yang penyelidikannya masih belum selesai. Laporan ini pun akan memperbarui basis datanya karena semakin banyak informasi yang terungkap.