Rabu 12 Jan 2022 05:05 WIB

Kengerian Ketika Malaikat Mencabut Nyawa para Musuh Nabi SAW

Jika manusia bisa melihat kengerian ini mereka akan benar-benar taat kepada Allah.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Kengerian Ketika Malaikat Mencabut Nyawa para Musuh Nabi SAW
Foto: Dok Republika
Kengerian Ketika Malaikat Mencabut Nyawa para Musuh Nabi SAW

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling lembut dan penuh kasih serta sayang kepada umat manusia. Namun, orang-orang kafir sudah sangat berlebihan dalam berbuat dosa sehingga mereka memerangi Rasulullah SAW yang jujur dan penuh cinta kasih.

Di dalam Surat Al-Anfal Ayat 50 dan tafsirnya dijelaskan bahwa Allah SWT memberi tahu kepada Nabi Muhammad betapa mengerikannya ketika malaikat mencabut nyawa orang kafir yang memusuhi dan memerangi Nabi. Dijelaskan, jika manusia bisa melihat kengerian ini mereka akan benar-benar taat kepada Allah karena sangat takut.

Baca Juga

وَلَوْ تَرٰٓى اِذْ يَتَوَفَّى الَّذِيْنَ كَفَرُوا الْمَلٰۤىِٕكَةُ يَضْرِبُوْنَ وُجُوْهَهُمْ وَاَدْبَارَهُمْۚ وَذُوْقُوْا عَذَابَ الْحَرِيْقِ

Dan sekiranya kamu melihat ketika para malaikat mencabut nyawa orang-orang yang kafir sambil memukul wajah dan punggung mereka (dan berkata), "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar." (QS Al-Anfal: 50)

Tafsir Kementerian Agama menerangkan, dalam ayat ini Allah menjelaskan seandainya Rasulullah SAW melihat dengan mata kepala sendiri keadaan orang-orang kafir Quraisy ketika dicabut nyawanya oleh para malaikat, sambil memukul muka dan bagian belakangnya, tentulah Rasulullah akan merasa ngeri melihat azab itu.

Di samping azab-azab yang dirasakan oleh tubuhnya, mereka (kafir Quraisy) menderita kesakitan karena hardikan dari malaikat yang berkata, "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar."

Sebenarnya apa yang diterangkan Allah pada ayat ini adalah persoalan yang termasuk perkara gaib. Manusia tidak dapat melihat dan menyaksikan azab itu.

Seandainya mereka dapat melihat, tentulah mereka akan menyaksikan suatu kejadian yang dahsyat. Sehingga dapat menjadikan orang kafir lari dari kekafirannya, dan orang-orang zalim berhenti dari kezalimannya karena takut akibat-akibatnya.

Menurut suatu riwayat, maksud ayat ini adalah kaum Muslimin memukul mereka (kafir Quraisy) dari depan, sedang para malaikat memukul mereka dari belakang ketika Perang Badar. Hal ini menunjukkan mukjizat Nabi dalam menghadapi tentara Quraisy yang cukup besar.

Dalam Perang Badar, tentara Quraisy jauh lebih banyak daripada pasukan Muslim. Namun pihak Muslim dapat mengalahkan mereka dalam peperangan meski jumlah pasukan Muslim jauh lebih sedikit.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement